SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo meraih penghargaan sebagai Tokoh Standardisasikategori Pemrakarsa dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Penghargaan ini diraih PakdeKarwo, sapaan lekatnya, karena komitmen dan keseriusan kuat dalam memimpin Jatimmenghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dengan memberikan insentif sertifikasiStandar Nasional Indonesia (SNI) kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Selain itu,Pakde Karwo memiliki komitmen tinggi dalam mendukung kegiatan Bulan Mutu Nasional 2018.Penghargaan ini diserahkan oleh Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetya, M.Sc saatacara pembukaan Bulan Mutu Nasional 2018 di Grand City Convention and ExhibitionSurabaya, Kamis (25/10).Dalam sambutannya, Pakde Karwo mengatakan bahwa standardisasi merupakan faktorpenting dalam industri perdagangan.
Hal ini dikarenakan suatu produk yang telahterstandardisasi atau memiliki sertifikat SNI akan menumbuhkan kepercayaan (trust) kepadapembeli (buyer).
Terlebih lagi dalam era kemajuan teknologi informasi saat ini, masyarakatlebih senang membandingkan produk dalam negeri dengan negara lain atau yang berstandarinternasional.
“Ini kultur baru di masyarakat soal kepercayaan, jadi standardisasi ini yang membuatindustri perdagangan di Jatim berkembang,” katanya.Selain menumbuhkan kepercayaan, lanjut Pakde Karwo, penerapan SNI pada produkIKM di Jatim sangat penting dalam meningkatkan mutu, daya saing dan pertumbuhan usahayang sehat.
Apalagi perdagangan dalam negeri Jatim sangat baik dimana pada tahun 2017tercatat surplus sekitar 164 triliun rupiah.Pemprov Jatim, lanjutnya, terus memberikan pendampingan penerapan SNI bagi IKM,sampai dengan memperoleh sertifikasi baik manajemen maupun produk. Pendampingan inidiantaranya dengan menyiapkan manajemen mutu, penataan proses produksi dan pengujianproduk.
Terhadap IKM yang belum memperoleh standar SNI, Pemprov Jatim menyiapkaninkubator untuk membenahi kualitas produk termasuk packaging sebelum diajukan ke BSN.“Kami terus mendorong para pelaku IKM agar produknya terstandardisasi, apalagi hasilsensus tahun 2016 lalu jumlah UMKM di Jatim 12,1 juta, naik sekitar 300 persen dari tahun2008 yang sebanyak 4,2 juta UMKM,” katanya.Sementara itu, Kepala BSN Prof. Dr. Bambang Prasetya, M.Sc mengatakan, inimerupakan kedua kalinya Jatim dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Bulan Mutu Nasional.Hal ini tidak terlepas dari dukungan kuat dari Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan PakdeKarwo.
Menurutnya, penyelenggaraan Bulan Mutu Nasional sudah menjadi tradisi sejak lama diIndonesia. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran kuat bila ingin berkompetisi dengan baikmaka tidak bisa meninggalkan standardisasi.
“Inilah pentingnya standardisasi, suatu industri bila ingin masuk pasar harus dijamindengan produknya yang bagus,” katanya.Terkait dengan launching Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN di Provinsi Jatim yangbertempat di Surabaya, hal tersebut merupakan pilihan Bappenas karena Jatim dinilai sebagaiprovinsi maju dalam bidang industri dan jumlah UMKM yang banyak.
Keberadaan KLT ininantinya dapat mengintensifkan IKM untuk datang berkonsultasi terkait proses standardisasi.
“Dengan adanya KLT ini diharapkan jumlah IKM di Jatim yang terstandardisasimeningkat,” katanya.
Dalam acara ini dilakukan penandatanganan MoU antara Pemprov Jatim dengan BSNtentang pembinaan dan pengembangan standardisasi dan layanan kesesuaian di ProvinsiJatim. Serta, dilakukan soft launching Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN di Surabaya.
Usaipembukaan, Kepala BSN bersama Pakde Karwo melakukan pemotongan pita pameranIndonesia Quality Expo 2018 yang berlangsung dari tanggal 25-28 Oktober 2018 di Grand CityConvex Surabaya. (rr)