SIDOARJO, beritalima.com – Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo menyambut baik upaya yang dilakukan Menteri Perhubungan (Menhub) untuk memaksimalkan potensi transportasi laut yang ada di Jatim. Baik untuk arus distribusi barang maupun angkutan penumpang.
Hal tersebut disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Menhub, Budi Karya Sumadi di Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III, Bandara Juanda Sidoarjo, Sabtu (20/10) sore.
Menurutnya, upaya ini sangat cocok dengan kondisi Jatim yang memiliki banyak pelabuhan. Ia berharap beberapa pelabuhan seperti Pelabuhan Jangkar dan Pelabuhan Panarukan di Kab. Situbondo perannya bisa dimaksimalkan, sebagai alternatif pengiriman barang dari Jatim ke Pelabuhan Lembar di NTB tanpa melalui Bali.
“Ini penting dan menjadi satu langkah baik karena loading di Bali untuk truk kontainer sudah tidak mungkin karena mengganggu pariwisata. Sedangkan di Jangkar punya historis besar mulai jaman dulu digunakan untuk distribusi barang dari Jatim ke Bali, atau ke Lombok. Dan sekarang dari Jatim bisa langsung ke Lombok kemudian ke NTT,” kata Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini.
Selain itu, ia juga menyambut baik upaya yang dilakukan Menhub dalam menghitung efektifitas dan efisiensi sebuah pelabuhan. Bila biaya yang dikeluarkan suatu pelabuhan tinggi, maka akan ditawarkan pelabuhan lain yang lebih efisien, seperti Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) dan pelabuhan milik PT. Maspion di Kab. Gresik.
Terkait rencana pengoperasian kapal Roll on-Roll off (Ro-Ro) dari Surabaya ke Jakarta, lanjutnya, Menhub akan merundingkan terlebih dahulu terkait biaya. Bila hasil perhitungannya lebih cepat dibanding jalur darat, maka distribusi barang melalui kapal Ro-Ro menjadi lebih efisien.
Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, tujuan kedatangannya adalah untuk mengecek beberapa pelabuhan di Jatim. Apalagi, Jatim menjadi provinsi pengubung di wilayah Indonesia bagian timur.
“Kita lihat pattern-nya seperti apa, pelabuhan dan kapalnya seperti apa agar lebih efisien,” katanya.
Selain itu, ia juga ingin melihat bagaimana mengefisienkan pengiriman barang ke Indonesia bagian timur, terutama dari Jatim. Apalagi Jatim memiliki Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di beberapa provinsi yang bisa membantu pendistribusian barang.
“Misalnya dari Surabaya ke Pelabuhan Lembar di Lombok dalam satu kapal Ro-Ro lebih efisien, maka akan kita efektifkan sehingga dari Surabaya ke Lembar tidak perlu lewat Bali,” jelasnya.
Terkait rencana pengoperasian kapal Ro-Ro dari Surabaya ke Jakarta, Menhub akan menugaskan Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) dan Kepala Dishub Provinsi Jatim untuk melihat struktur biayanya.
“Ro-Ro bisa kompetitif atau tidak tentunya kami akan lihat cost nya di Jakarta dan Surabaya seperti apa termasuk pelabuhan dan pajaknya. Sekarang kena PPN 10 persen, sementara truk yang lewat jalan tol tidak dikenakan PPN. Bila pelabuhan ini mahal bisa diganti ke pelabuhan lain,” pungkasnya. (rr)