SURABAYA, beritalima.com – Kebersamaan merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan produktifitas kerja, selain itu juga menciptakan sinergi yang bagus di dalam lingkup tempat bekerja. Dengan dibangunnya kebersamaan maka akan tercipta pendekatan yang lebih humanis antar personal.
“Kebersamaan akan membuat suasana bisa lebih cair, dan juga menjadikan manusia menjadi organis sesuai fungsi masing-masing,” Demikian disampaikan Pakde Karwo sapaan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat Pembukaan Pertandingan Olahraga dan Seni dalam rangka Peringatan HUT RI ke 72 di Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan 110, Surabaya, Jumat (11/8).
Gubernur Jatim menjelaskan, banyak prestasi yang telah diraih Jatim karena adanya kebersamaan semua tim. Salah satunya adalah Jatim pada tanggal 15 Agustus 2017 nanti, akan menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha. Sebelumnya Pemprov Jawa Timur telah meraih penghargaan tersebut untuk yang kedua kalinya dan menjadi yang terbaik selama enam tahun berturut-turut. “Jatim konsisten menjadi terbaik sehingga meraih Parasamya Purnakarya Nugraha. Hal tersebut bisa diraih karena adanya kekompakan yang terjalin,” ungkapnya.
Pakde Karwo menambahkan, membangun kebersamaan harus egalitar dan sejajar. Apabila menganut sistem struktural maka tidak akan tercipta kebersamaan. Oleh sebab itu, Pemprov Jatim secara simultan membangun kebersamaan dengan berbagai cara salah satunya dengan berolah raga bersama staf, tanpa melihat jabatan didalam pekerjaan.
Dual Track Jadi Prioritas Tahun 2018
Sebagai upaya menyongsong bonus demografi 2019, Pemprov Jatim melakukan berbagai upaya diantaranya menerapkan dual track. Yang dimaksud dual track adalah memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki daya saing.
Dual track yang pertama , tutur Pakde Karwo, memperbaiki kualitas pendidikan formal, diantaranya menambah kurikulum untuk SMA. Kurikulum yang dimaksud adalah menyisipkan pendidikan vokasional. Selama ini pendidikan vokasional sudah diterapkan di SMK. Dual track juga diterapkan di sektor informal. Secara prinsip adalah mempersiapkan ketenaga kerjaan di Jatim, yaitu membenahi Balai Latihan Kerja (BLK). “apabila SMA memiliki kurikulum pendidikan vokasional maka akan menambah kualitas lulusannya,” ujarnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemprov Jatim bekerjasama dengan semua rektor yang memiliki fakultas teknik sipil. Tujuannya adalah agar bisa menjadi pembina untuk SMK maupun SMA. Selain itu juga membantu meningkatkan sekolah yang belum memiliki akreditasi.
Selain itu, melalui SMK Mini menjadi solusi terhadap kebutuhan ketenaga kerjaan. Di Jatim ada 270 SMK mini yang memproduk 54 ribu tenaga kerja pertahun. Untuk menampung dan meningkatkan kualitas siswa SMK Mini, Pemprov Jatim membuat MoU dengan 29 pengusaha Jerman yang ada di Jatim.“Nantinya siswa SMK Mini akan mendapatkan tempat magang yang berskala internasional tujuannya agar memiliki daya saing,” ucapnya.(rra)