SURABAYA, beritalima.com – Bersholawat menjadi kunci Jawa Timur bisa menjadi aman dan nyaman ditengah kemajuan saat ini. Dengan bersholawat, umat Islam memohon iringan doa dan pujian agar tetap dalam lindungan Allah SWT.
Demikian disampaian Gubernur Jawa Timur, Dr. H.Soekarwo pada acara Jawa Timur Bersholawat Silaturahmi dan Halal Bihalal Majelis Sholawat Jawa Timur dengan Kyai, Sesepuh dan Ulama se-Indonesia bertemakan “Majelis Sholawat adalah Benteng NKRI dan Ahlisunnah Wal Jamaah” Majlis Maulid Wat Ta’lim Riysflul Jannah di Lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Minggu (16/7)
Menurutnya, Jawa Timur bisa terhindar dari bencana seperti bencana alam, dan terorisme dikarenakan adanya Majelis Sholawat yangterus menerus memohon perlindungan dari Allah SWT. Dan juga dibarengi dengan kinerja TNI-POLRI yang bersinergi dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di Jawa Timur. “Selain kenyamanan dan keamanan, berkat doa dari Majelis Sholawat , Jawa Timur terbebas dari bencana dan juga tingkat produktivitas panen bahan pertanian Jawa Timur terus meningkat,”ucap Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Ia menuturkan, bersama Majelis Sholawat dan TNI-POLRI masyarakat Jawa Timur dan para investor tidak perlu khawatir mengenai keamanan dan kenyamanan. Didominasi dengan 97 persen penduduknya yang beragama Islam, iringan doa tidak akan pernah berhenti agar Jawa Timur semakin maju.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Panitia Bersholawat Silaturahmi dan Halal Bihalal Majelis Sholawat Jawa Timur dengan Kyai, Sesepuh dan Ulama se-Indonesia, Drs. H. Saifullah Yusuf menuturkan semangat gotong royong, menjaga kerukunan dan persatuan di tengah masyarakat serta umat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Indonesia menjadi acuan hidup bisa tenang. “Dengan bersholawat hati bisa tenang, lancar dan tanpa ada halangan dalam mengarungi hidup. Hal tersebut menjadi bagian terpenting terciptanya negara yang aman dan nyaman serta diwarnai persatuan” ungkapnya.
Bersholawat Silaturahmi dan Halal Bihalal Majelis Sholawat Jawa Timur dengan Kyai, Sesepuh dan Ulama se-Indonesia diikuti sekitar 4.000 peserta yang berasal dari seluruh Kabupaten Kota di Jawa Timur. Dihadiri juga oleh Pangdam V Brawijaya, Mayjen I Made Sukadana dan Ketua PBNU, Said Aqil Siroj. (**).