SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mengusulkan agar Fakultas Ekonomi danBisnis (FEB) membuat kurikulum baru tentang enterpreneurship atau kewirausahaan.
Langkah ini penting dilakukan agar para mahasiswa ekonomi bisa menjadi petarungdan siap bersaing sehingga tidak hanya menjadi pasar di negara sendiri.
“Salah satu caranya yakni dengan membuat inkubator-inkubator dan tempatprakteknya tidak hanya di laboratorium tapi bisa ketemu langsung dengan konsumen,”terang Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim saat membuka Kongres VI AsosiasiFakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia di Hotel Sheraton, Surabaya, Kamis (25/10).Pakde Karwo menjelaskan, berdasarkan global enterpreneurship index tahun2018 di Indonesia baru 21% masyarakat yang berkeinginan untuk menjadi wirausaha.Namun, realisasinya yang menjadi wirausaha jauh lebih sedikit dari persentasetersebut.
”Khusus di Jatim jumlah persentase wirausaha mencapai 30,76% dari totalpenduduk, dan mampu menyerap 12,1 juta tenaga kerja dari total 20,2 juta tenaga kerjayang tersedia,” urainya.
Selain itu, pada tahun 2019 Jatim akan menghadapi tantangan middle incometrap dimana jebakannya berada di SDM. Karenanya, permasalahan SDM harus segeradiselesaikan dengan mencipatkan iklim wirausaha yang kondusif. “Saya rasa kongresini sangat tepat sehingga bisa tercipta mata kuliah dasar untuk menciptakan SDMenterpreneur ,” ujar orang nomor satu di Jatim ini.
Pakde Karwo menambahkan, teknologi digital juga dimasukkan dalampenerapan kurikulum kewirausahaan untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0.Semua data atau raw material harus diinputkan lewat sistem aplikasi sehinggakonsumen bisa mengakses informasi yang dibutuhkan. “Dalam operasionalnya tetap mengedepankan peran teknologi dan orang,karena tidak terpisahkan dan sistem yang dibuat bukan robot yang bisa jalan sendiri,”terangnya sembari menambahkan pemanfaatan teknologi digital akan mempermudahdan menarik pasar.
Dalam konsep wirausaha, terang Pakde Karwo, harus menggunakan marketintelijen yang bisa dibuat oleh pemerintah ataupun pelaku usaha. Lewat market intelijenmaka akan mudah mengetahui kebutuhan pasar dan produk yang tersedia.
“Kita mestimengetahui produk kita akan dipasarkan kemana saja. Selain itu, bisa jugabekerjasama dengan market place seperti bukalapak dan lainnya,” ungkapnya. Lebih lanjut disampaikan, ke depan model ekonomi mesti didesain ekonominegara kepulauan.
Dicontohkan, Jatim saat ini telah memiliki kantor perwakilan dagangdi 26 provinsi untuk menggerakkan sektor perdagangan. “Kita harus memahami betulbahwa kita merupakan negara kepulauan jadi kita harus memiliki perwakilan dagang dimasing-masing pulau tersebut,” jelas Pakde Karwo.
Pakde Karwo berharap, lewat kegiatan ini bisa menghasilkan terobosan ekonomidan bisnis yang bisa bermanfaat bagi negara dan bangsa.”Pendidikan kita harus majusehingga mahasiswa sudah disiapkan dalam menghadapi perubahan yang begituselama 10 tahun ke depan,” pungkasnya.
Keberhasilan Ekonomi Akan Menentukan Keberhasilan BangsaSementara itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. M. Nasihmenyampaikan, bahwa keberhasilan ekonomi akan menentukan keberhasilan suatubangsa.
Karena, hampir semua ukuran utama keberhasilan pembangunan ditentukanoleh sektor ekonominya. “Kita ketahui bersama bahwa sesuatu dibilang berhasil jikaada efek peningkatan ekonomi atau uang,” tegasnya.
Prof. Nasih menjelaskan, kongres ini merupakan kegiatan strategis karenaprosentasi mahasiswa ekonomi sangat besar atau sekitar 15%sampai 20% padasebuah universitas. Oleh sebab itu, keberhasilan fakultas ekonomi merupakan bentukkeberhasilan sebuah universitas. “Baik di UI, UNAIR, UB maupaun universitas lainnyajumlah mahasiswa ekonomi memiliki porsi yang sangat besar,” imbuhnya.Ditambahkan, untuk menunjang keberhasilan mahasiswa ekonomi di masa yangakan datang maka perlu dipersiapkan kurikulum yang sesuai dengan masa kini.
Dengan demikian, mahasiswa akan memiliki bekal penuh, berjiwa kreatif, dan bisamenjadi pembelajar yang tangguh. “Apapun yang dihasilan oleh FEB harus bisamenghasilkan sesuatu yang kreatif inovatif dan dituangkan dalam kurikulum,” harapProf. Nasih.Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Ketua Dewan Pengurus NasionalAFEBI Dr. Suharsono, Dekan FEB UNAIR Prof. Dr. Dian Agustin, para dekan FEBperguruan tinggi negeri/PTN se-Indonesia, Dewan Pengurus Nasional AFEBI, dan parakepala OPD di lingkup Pemprov Jatim. (rr)