beritalima.com | Pancasila telah menggariskan secara jelas dalam sila keduanya, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Ini menunjukkan bahwa negeri ini memiliki orientasi mulia, memuliakan manusia seutuhnya, menghadirkan karakter adil dan beradab bagi kemanusiaan dengan kandungan maknanya yang luhur sesuai pandangan hidup yang menopang urusan dunia juga akhirat.
Tidak itu saja, bahkan dalam syair lagu kebangsaan Indonesia Raya yang kerap dinyanyikan di berbagai momentum juga diingatkan “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya…. Untuk Indonesia raya”. Dalam konteks membangun bangsa, jiwa (karakter, visi, misi, orientasi, cita-cita) dan badan (fisik, infrastruktur dan serupanya) mestinya dibangun secara menyeluruh, walau tetap berpijak pada perioritas utama.
Terlebih dahulu dengan membangun jiwanya, yaitu dengan memaknai apa fungsi dirinya baik secara hubungan dengan Sang Penciptanya dan hubungan sosial masyarakat dengan seimbang. Dengan Membangun jiwa para generasi bangsa Indonesia yang suci dan bersih supaya menghasilkan generasi Indonesia yang arif dan bermoral, tentunya tidak akan ada perilaku-perilaku yang menyimpang seperti korupsi atau memakan harta yang bukan haknya yang belakangan ini marak dilakukan oleh beberapa kepala daerah dan para wakil rakyat.
Setelah membangun jiwanya, langkah selanjutnya adalah dengan membangun badannya atau raganya. Raga yang sehat dan kuat akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin atau wakil rakyat.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang berarti bahwa pancasila menjadi petunjuk atau pedoman diberbagai kegiatan kehidupan untuk mengatur kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup pancasila juga berfungsi sebagai pegangan hidup, norma, dan pedoman disemua aspek kehidupan mulai dari masyarakan hingga berbangsa Indonesia sebagai mana UUD 1945 dan Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa semua perilaku dan sikap individu atau masyarakat indonesia harus menjiwai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, harus kita maknai dengan benar. Pancasila sebagai jati diri bangsa wajib kita jaga untuk mengfilter masuknya faham dari luar, faham radikalisme, terorisme yang bertentangan dengan adat istiadat dan budaya luhur bangsa Indonesia. Dalam realitas kehidupan, pancasila senantiasa dikaitkan dengan perilaku, perbuatan dan budi pekerti luhur. Sebagai generasi penerus bangsa kita wajib mengamalkan pancasila. Rasanya malu jika sampai sekarang kita masih berkurat pada debat kusir, pertikaian antar kelompok dan golongan. Para elit politik yang terus menerus mengumbar kebencian dan statemen negatif semoga segera insaf dan sadar atas perbuatannya.
Sudah saatnya kita berpolitik dengan santun, berdemokrasi dengan arif, mengedepankan adu program, adu gagasan, tidak saling menyerang, memfitnah, untuk menjatuhkan lawan.
Biarkan demokrasi kita terus berproses menuju kejenjang yang lebih baik dan beradab. Karena pada hakekatnya semua itu sebagai harapan dan tujuan dari The Faunding Fathers kita.
The Founding Fathers (Bapak Bangsa) adalah julukan bagi 68 orang tokoh Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing dan berperan dalam perumusan bentuk atau format negara yang akan dikelola setelah kemerdekaan. Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan, agama, daerah, dan suku atau etnis yang ada di Indonesia.
Mereka dianggap sebagai manusia-manusia yang unggul dalam pemikiran, visi, dan intelektualisme.
Pilkada serentak 2020 adalah proses demokrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah guna memilih calon pemimpin. Biarkan rakyat menilai calonnya sendiri, biarkan rakyat memilih calon pemimpinnya dengan hati nurani yang jernih, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun.
Kami berharap kepada para tokoh masyarakat, para cendekia, dan politikus di negeri ini supaya memberikan suri tauladan yang baik. Jangan ada dusta diantara kita dan jangan menghalalkan segala cara hanya untuk memperkaya diri sendiri. Negeri ini akan mencatat dengan tinta emas atas semua perbuatan baik yang telah Anda lakukan. Selebihnya sejarah akan menjadi pembelajaran buat generasi muda penerus bangsa.
Jaman boleh berubah, tetapi pancasila sebagai jati diri bangsa sampai sekarang masih tetap relevan. Baik itu di diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di dalam pemerintahan, maupun di kancah internasional. Karena sejatinya pancasila itu digali dari bumi pertiwi, dari peradaban luhur nenek moyang kita. Karena itu, mari kita jauhkan sifat-sifat yang kurang terpuji, saling caci maki, bertikai dengan saudara sendiri dan berebut kekuasaan dengan angkara murka. Semoga dengan niat baik kita semua, Tuhan Yang Maha Esa memberi kedamaian, kesejahteraan dan kemuliaan bagi seluruh rakyat indonesia.
Sekali lagi, mari kita amalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Akhiri pertikaian, permusuhan dan semua perbuatan yang mementingkan diri sendiri. Selebihnya isi kemerdekaan ini dengan bekerja besar menuju indonesia unggul. Pancasila sebagai pandangan hidup, pancasila sebagai dasar negara dan pancasila sebagai jati diri bangsa harus kita jaga bersama. Bagaimana pendapat Anda.
Surabaya, 14 September 2019
Cak Deky