beritalima.com | DI tengah upaya masyarakat global, termasuk Indonesia berusaha keras mengatasi semakin mewabahnya Covid-19, masalah pangan tidak boleh diabaikan. Justru sebaliknya, ketersediaan pangan bagi semua warga harus terjamin aman.
Menurut Nono Sampono, persoalan pangan dalam masa pandemi Covid-19 ini sangat penting, karena pandemi ini diperkirakan akan berdampak langsung terhadap ketersediaan pangan, baik karena faktor produksi maupun distribusi. Untuk itu, katanya, pandemi ini merupakan momen kebangkitan pangan lokal. Hal tersebut disampaikan dalam tatap muka dengan para petani sagu Desa Soya, Ambon.
Lanjut Nono Sampono, semua pihak harus berupaya sekecil apapun untuk mewujudkan kedaulatan pangan lokal. Namun, dia berharap, semua pihak terutama pemerintah memberikan perhatian terhadap pangan lokal.
“Kepedulian terhadap tanaman sagu sangat rendah di Maluku, karena meski produksi tinggi tapi konsumsinya rendah. Justru pada 2016, produksi sagu juga cenderung menurun. Ini jadi keprihatinan kita semua,” kata Nono Sampono.
Namun, Nono Sampono melihat, sagu memiliki potensi sangat besar baik sebagai sumber pangan maupun non pangan. Dia meminta agar pemerintah jangan hanya fokus soal padi atau beras, tapi juga harus memberikan perhatian untuk pengembangan sagu.
“Di saat pandemi virus korona seperti sekarang ini, sagu selain adaptif terhadap perubahan iklim juga menjadi penyelamat pangan masa depan,” ujar Nono lagi. Menurut Nono Sampono, ketahanan pangan Indonesia harus kuat dan terus dijaga. Untuk itu, lanjut Nono, kita tidak bisa mengandalkan hanya semata-mata pada pangan pokok beras. “Apalagi kalau berbicara puluhan tahun kedepan. Sagu harus kita kembangkan,” pungkas Nono Sampono.
Namun temuan kami dilapangan dari salah satu petugas bansos mengatakan, kami telah menggunakan teknik sampling atau acak ini data yang tidak valid tidak dapat dipertanggung jawaban.
Sedangkan pengertian teknik sampling yakni, cara menentukan sample jumlahnya sesuai ukuran dengan sample yang dijadikan sumber data populasi.
Bearti data ini sangat sederhana tidak bisa dijadikan sumber data.
Sementara Kadinsos Surabaya sampai berita ini diturunkan selalu menghindar alias tidak nampak batang hidungnya. (Untung).