Jombang | beritalima.com – Luas lahan pertanian Kabupaten Jombang pada musim penghujan ini seluas 39.000 hektar. Berdasarkan hitungan pertanian per hektarnya bisa menghasilkan 6,5 ton. Sedangkan harga padi dari petani sebesar Rp4.250 dijual ke Askom Rp4.300 lalu dijual ke PT Sinar Makmur Komoditas (SMK) sebesar Rp4.325 dengan mengambil keuntungan Rp25,-.
“Komoditas padi Jombang menjadi lumbung pangan nasional termasuk 60% masuk Jakarta,” kata Ahmad
Dalam setahun bisa menjual tiga kali karena ada yang pola tanam padi padi padi, padi padi jagung, dan padi jagung jagung. Namun dalam program ini, kata Asrori selaku Ketua Asosiasi Komunitas (Askom) bisa menjual ke PT SMK sebanyak 1000 hektar dari harga Rp4.325 per kilo gramnya, hingga diperkirakan sekali jual dalam projek panen bersama kurang lebih 5000 ton.
“Kita hanya mengambil keuntungan Rp25 per kilogramnya,” jelas Asrori kepada beritalima.com, Selasa (22/3/2022).
Hadir bersama Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, Kepala Dinas Pertanian. Ir. Moch. Roni, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Wignyo dan Forkopimcam Kecamatan Perak serta hadir pula para penyuluh pertanian yang tergabung dalam Perhiptani. Termasuk juga hadir Poktan dan Gapoktan dalam acara Panen Bersama Bupati Jombang, yang digelar di Desa Kupuhkajang, Kecamatan Perak.
“Pada panen bersama ini membangun kemitraan dari hulu ke hilir melindungi petani mulai dari stakeholder Dinas Pertanian, Komisaris PT SMK, ASKOM, dan PT Asuransi Jasindo,” jelas Kadisperta Kabupaten Jombang saat sambutan.
Ia pun menjelaskan dilibatkannya asuransi jasindo, petani mendapat jaminan manakala tanaman padi mengalami kerusakan akan mendapat asuransi. Lebih lanjut panen di Desa Kepuhkajang yang masuk program kemitraan hulu hilir perlindungan petani merupakan file project Bupati Jombang.
“Harapannya dengan kemitraan yang kita bangun dari hulu sampai hilir. Hulunya dari PT. Asuransi Jasindo, hilirnya dari Askom. Harapannya permasalahan klasik yang dihadapi petani adalah pertama masalah bencana baik bencana kekeringan maupun kebanjiran, kedua ketika panen harga cenderung turun,” jelasnya.
Dengan kemitraan hulu hilir ini ujarnya, menurutnya bisa diatasi manakala bencana pertama dalam lokasi kegiatan ini terjadi fuso maka akan diganti oleh PT. Jasindo. Lanjutnya kelompok tani yang tergabung dalam program kemitraan hulu hilir perlindungan petani ini. Tandasnya mengikuti program asuransi yang nilai polisnya (premi) tidak terlalu besar.
“Jadi 1 ha lahan sawah pada tanaman padi per musimnya Rp180 ribu atau 20% ditanggung oleh PT SMK sedangkan 80% nya ditanggung oleh APBN. Jadi sebetulnya petani yang mengikuti kegiatan ini gratis untuk asuransinya,” jelasnya.
Permasalahan kedua yang dihadapi petani terang Kadisperta Kabupaten Jombang, yaitu ketika panen harga padi cenderung turun karena panen bersama dan alasan-alasan lain.
“Dengan program ini kita sudah punya kelembagaan mitra yaitu asosiasi komunitas padi dibantu oleh PT. SMK yang kebetulan ketua perhimpunan penggilingan padi jawa timur. Khusus petani Jombang diberi plat merah karena diberi fasilitas,” tandasnya.
Di tempat yang sama Bupati Jombang menyampaikan apa yang telah dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang bersama Poktan Gapoktan ini menurutnya inovasi yang luar biasa karena saat panen menggunakan teknologi tepat guna.
“Inovasi teknologi pertanian merupakan suatu keharusan untuk memacu peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk pertanian yang berdaya,” terang Bupati Mundjidah.
Dalam ungkapannya, Bupati mengajak petani khususnya kelompok tani Kepuhkajang senantiasa mengembangkan ilmu yang telah dimiliki serta menerapkan teknologi tepat guna melalui bimbingan para penyuluh pertanian.
“Harapannya kedepan setiap desa punya alat panen mesin combine ini. Sehingga proses panen waktunya cepat. Sehingga anak anak muda juga tertarik untuk menekuni dunia pertanian seiring teknologi yang terus berkembang,” pungkas Bupati sebelum menghadiri kunjungan ke PT SMK di bilangan Gatot Soebroto, Jombang untuk menyaksikan penggilingan gabah menjadi beras premium.
Reporter : Dedy Mulyadi