BENGKULU, beritalima.com – Gejolak harga pangan hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.
Tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen mengakibatikan keuntungan tidak proporsional bagi pelaku usaha, sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen
Oleh karena itu, stabilisasi harga pangan menjadi salah satu tujuan prioritas dalam pembangunan daerah di provinsi bengkulu
Sebagai upaya memudahkan konsumen menjangkau komoditas pangan yang langsung berasal dari gapoktan serta bentuk upaya pengendalian harga, maka dibentuk toko tani indonesia center (TTIC) di Provinsi Bengkulu yang dilaunching Plt Gubernur Kamis pagi.
Dijelaskan Plt Gubernur Rohidin Mersyah, TTIC yang berlokasi di kantor Dinas Ketahanan Provinsi ini akan memangkas jalur distribusi pangan yang panjang, yang selama ini menyebabkan disparitas harga di tingkat petani hingga ke konsumen.
“diharapkan, rantai distribusi pangan itu menjadi dekat dengan konsumen. Harga bisa terjangkau keuntungan produsen jadi lebih baik” ujar Rohidin
Disparitas harga menurutnya harus ditekan setipis mungkin sehingga berpengaruh positif terhadap tingkat inflasi di provinsi Bengkulu.
Disampaikan Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ramlan, di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 melalui 8 gapoktan telah ditumbuhkan 16 toko tani (1 gapoktan bermitra dengan 2 toko tani) yang berada di kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu.
Dari toko tani-toko tani yang bekerjasama dengan gapoktan tersebut setiap bulannya dapat menyalurkan dan menjual beras sebanyak 9.000 kg (9 ton) beras kepada masyarakat. Selain beras, TTIC juga mengakomodir ketersediaan komoditas pangan strategis lainnya, yaitu: cabai, bawang merah daging sapi dan lain-lain.
Kepala Bidang Distribusi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Harsatriadi untuk mengatakan, hingga saat ini transaksi yang dilakukakan Toko Tani Indonesia di Provinsi Bengkulu dari tahun 2016 hingga 2018 mencapai 2,4 miliar.
“saya rasa ini potensi yang sangat luar biasa dan menjadi stimulasi terhadap bagaimana pengendalian harga pangan dan untuk menurunkan tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu.
Dirinya juga mengharapkan seluruh pemangku kepentingan di provinsi Bengkulu mendukung pelaksanaan kegiatan TOKO Tani Indonesia dan ikut berperan dalam penyediaan pangan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. (Rls)
Sumber : MC Humas pemprov Bengkulu