Kendala utama dalam pembersihan puing-puing reruntuhan akibat gempa adalah kurangnya alat berat. Untuk mengatasinya TNI, Polri dan Kementerian PUPR serta instansi lain akan bekerjasama menambah peralatan tersebut sehingga rencana pembersihan puing-puing bisa sampai ke desa-desa.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. didampingi Kapolri Jenderal Pol Prof. H. M. Tito Karnavian. Ph.D., usai menerima paparan dari Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani selaku Komandan Penanganan Darurat Bencana (PDB), bertempat di ruang VIP Bandara Internasional Lombok, Kamis (23/8/2018).
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, pembersihan puing reruntuhan yang berada di pinggir jalan raya, pasar, rumah sakit, tempat ibadah ditargetkan selama 1 (satu) bulan. “Kendala utama di lapangan adalah kurangnya alat berat, apabila alat berat itu ditambah maka target waktu 1 bulan itu bisa diselesaikan dengan baik. Namun jika alat beratnya ini kurang maka pekerjaan akan dilaksanakan dalam dua bulan,” ucapnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa cara untuk mengatasi kendala tersebut dengan menambah jumlah alat berat. “Dalam hal ini TNI, Polri dan Kementerian PUPR serta instansi lain bekerja sama akan segera mengirimkan alat berat ke Lombok,” katanya.
Disamping itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyanpaikan Satgas PDB sudah memiliki satu pola kerja yang baik dalam hal pendistribusian bantuan baik berupa makanan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. “Pendistribusian bantuan ke remote area dilakukan dengan menggunakan pesawat ataupun Heli, ke tempat-tempat infrastruktur yang masih bagus dikirim dengan menggunakan truk dan jikalau jalannya kecil maka bantuan dikirimkan dengan menggunakan sepeda motor,” tuturnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI, masyarakat yang terkena reruntuhan bangunan banyak korban patah tulang sehingga diperlukannya banyak kursi roda dan tongkat. “Jumlah korban tersebut sudah kami catat mudah-mudahan dalam waktu secepat mungkin akan datang kursi roda maupun tongkat,” ungkapnya.