Kesejahteraan keluarga Prajurit dan Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI merupakan mata rantai dan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya besar untuk mewujudkan kesejahteraan TNI dalam rangka menunjang suksesnya tugas pokok TNI.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. selaku Pembina Utama Dharma Pertiwi pada saat membuka secara resmi Musyawarah Nasional Dharma Pertiwi ke-13 Tahun 2018, di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (25/1/2018).
Selanjutnya, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa dalam rangka kesejahteraan Prajurit dan ASN TNI beserta keluarganya, kedepan TNI akan berorientasi pada peningkatan kinerja dan organisasi untuk mencapai remunerasi secara bertahap termasuk peningkatan gaji dan lauk pauk, sesuai hasil kebijakan Rapim TNI Tahun 2018. “Saya memandang, bahwa kesejahteraan Prajurit dan ASN TNI hingga saat ini belum dapat dikatakan sempurna sebelum kesejahteraan keluarganya terwujud,” ucapnya.
Dihadapan peserta Musyawarah Nasional Dharma Pertiwi ke-13, Panglima TNI menyampaikan bahwa upaya pemberdayaan organisasi Dharma Pertiwi untuk senantiasa saling asah, asih dan asuh, sekaligus belajar dan meningkatkan kualitas diri hendaknya dapat menyesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan zaman. “Untuk itu, berdayakanlah organisasi Dharma Pertiwi dalam rangka membantu mewujudkan kesejahteraan keluarga, paling tidak kesejahteraan moril,” katanya.
Di sisi lain, Panglima TNI menegaskan bahwa Dharma Pertiwi sebagai wadah bagi istri anggota TNI, harus memupuk rasa persatuan dan kesatuan yang didasari semangat kebersamaan, kepedulian, saling menghormati dan mempercayai satu dengan lainnya, sekaligus memelihara hubungan baik dengan lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Disamping itu, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung suami melaksanakan tugas-tugas TNI, keberadaan dan peran Ibu-ibu Dharma Pertiwi sangatlah penting, utamanya dalam memberikan motivasi dan dukungan moril serta doa kepada para suaminya, sehingga tugas-tugas yang dilaksanakan dapat sukses dan berhasil dengan baik. “Kesuksesan dan keberhasilan suami dalam mengemban tugas, tentunya tidak lepas dari peran Ibu-ibu menciptakan suasana yang bahagia dan harmonis dalam rumah tangga, karena kebahagiaan tidak harus dicari dari luar, namun kebahagiaan justru diciptakan mulai dari dalam keluarga,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa menjadi istri prajurit adalah pilihan dengan segala konsekuensi yang harus disandang. Untuk itu, diperlukan seni dalam membagi waktu dan pandai-pandai memilah peran saat menjadi istri, menjadi ibu, menjadi anggota organisasi dan anggota masyarakat serta menjadi wanita karier. “Setiap peran ada skala prioritasnya, namun selama terjalin komunikasi yang baik antar keluarga, anggota organisasi dan anggota masyarakat, maka selama itu pula tugas ataupun misi apapun akan berjalan dengan baik,” ujarnya.
“Pesan saya, tingkatkan keterampilan dengan senantiasa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sebagai upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan tingkatkan pembinaan keluarga dengan selalu memelihara keharmonisan dalam rumah tangga yang bahagia, agar dapat memotivasi keberhasilan tugas para suami sebagai prajurit TNI,” kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Terkait Pilkada Serentak 2018, Panglima TNI menegaskan bahwa seluruh Prajurit TNI harus tetap bersikap netral dan ikut menjamin pelaksanaan Pilkada berjalan aman, damai dan lancar serta melaksanakan pengamanan sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Sedangkan bagi keluarga Prajurit TNI, (istri/suami/anak), hak memilih merupakan hak individu selaku warga negara. Dalam hal ini, institusi atau satuan dilarang memberi arahan di dalam menentukan pelaksanaan dari hak pilih tersebut,” katanya.