Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melaksanakan operasi pengamanan bersama di wilayah Timur Sumatera mulai dari Aceh, Medan sampai ke Batam guna mendukung pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Masekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. di hadapan awak media saat Konferensi Pers Program Nasional Penertiban Kawasan Bebas Batam dan Pesisir Timur Sumatera serta Ekspose Hasil Penindakan di Pelabuhan Batu Ampar Batam, Kepulauan Riau, Selasa (15/1/2019).
Ditambahkan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bahwa TNI dalam operasi pengamanan wilayah tersebut melibatkan beberapa unsur satuan kewilayahan dan Angkatan Laut. “Dari Armada Barat satu buah KRI kita libatkan untuk melaksanakan patroli rutin di wilayah perairan Indonesia,” ucapnya.
Menurut Panglima TNI permasalahan di lapangan dapat diatasi berkat informasi adanya indikasi penyelundupan di wilayah perairan Indonesia dan diperkuat dengan indikasi adanya kapal apabila lepas dari Syahbandar memasuki wilayah perairan Indonesia mereka mematikan Automatic Identification System (AIS).
“Salah satu contohnya adalah penangkapan oleh KRI Sigurot-864 terhadap kapal MV Sunrise Glory yang berusaha menyelundupkan satu ton narkoba jenis sabu, termasuk penangkapan-penangkapan yang dilaksanakan bersama dengan Dirjen Bea dan cukai yang tujuannya adalah bagaimana memulihkan para importir berisiko tinggi ini kembali kepada kegiatan legal,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan penekanan kepada seluruh aparat kewilayahan termasuk Pengamanan Perbatasan (Pamtas) untuk mendukung tugas dari Bea dan Cukai guna mengamankan wilayah-wilayah dari perilaku-perilaku illegal.
“Jangan sampai terulang kejadian tahun 2017 diperbatasan wilayah Kalimantan mulai dari Pontianak sampai dengan Kalimantan Utara, disana juga sangat berpotensi terjadinya kegiatan-kegiatan illegal,” tegasnya.
Dalam Briefing Penertiban Impor, Cukai dan Ekspor Ilegal Di Selat Malaka, Pesisir Timur Sumatera setelah pelaksanaan konferensi pers, Panglima TNI mengatakan bahwa tantangan kedepan akan semakin berat bila dihadapi secara sendiri-sendiri, namun akan semakin ringan bila dihadapi bersama dengan semangat sinergi.
“Sinergi adalah Synchronized Energy. Energi dari berbagai pihak kita kerahkan dan kita sinkronisasikan, untuk bersama-sama mencapai satu tujuan, yaitu memberikan rasa aman, tentram, dan damai kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya para pengguna laut dan lingkungan maritim,” ujarnya.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa komitmen TNI adalah terus mendukung Pemerintah dalam menjaga kedaulatan, mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, membangun kesadaran maritim atau maritime domain awareness bersama komponen bangsa lainnya, serta menjalin hubungan sinergis dengan komponen maritim negara-negara sahabat.