JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hj Nevi Zuairina terus mengawal anggaran buat digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan suarakan perbaikan data pada Paripurna DPR RI dengan bahasan RAPBN 2022 yang memasuki pembahasan krusial. Paripurna, Selasa (6/7) mengagendakan Hasil Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2022 yang di hadiri semua perwakilan Fraksi di DPR RI.
Nevi mengatakan, Fraksi PKS terus menerus mendorong anggaran untuk penguatan Digitalisasi UMKM berbasis data tunggal. Usulan bahasan ini telah di dimulai sejak rapat-rapat di Komisi VI tempat ia bermitra dengan pemerintah.
Menurut Nevi, perbaikan data UMKM penerima bantuan dan membangun Link&Match antara UMKM dengan BUMN, Swasta dan Pasar mesti segera dibangun sehingga masa datang akan ada kemudahan berbagai hal dalam tata kelola dan tata laksana industri dan perdagangan secara nasional.
“Anggaran untuk Digitalisasi UMKM sangat penting untuk meningkatkan penjualan produk UMKM dalam masa pandemi ini. Kebijakan yang nanti akan menguntungkan rakyat banyak mesti segera di gesah, sehingga rakyat dapat merasakan secara langsung kebijakan negara baik jangka pendek maupun panjang,” ujar Nevi.
Sekarang kata wakil rakyat Dapil II Provinsi Sumatera Barat itu, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan perilaku masyarakat berbelanja, yang lebih menyukai secara online. UMKM yang menggunakan teknologi digital baru 12 juta berdasarkan data Kementerian Koperasi.
” Itu, artinya baru 13 persen dari total 64 juta pelaku UMKM, masih sangat kecil,” jelas Nevi.
Merujuk UU No: 11/2020 tentang Cipta Kerja, ada pengaturan kebijakan 40 persen belanja barang dan jasa Pemerintah diperuntukan buat UMKM. Amanah itu harus dioptimalkan khususnya di masa pandemi ini. Belanja barang dan jasa BUMN bisa melibatkan UMKM, sehingga sehingga sektor ini masuk rantai pasok bagi industri di BUMN dan perusahaan swasta
“Digitalisasi UMKM dan perbaikan data ini sudah terbentuk, kedepannya diharapkan terjadi banyak efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan usaha di kalangan UMKM.
UMKM secara bertahap pada setiap levelnya dapat merubah level yang mikro jadi kecil, yang kecil jadi menengah dan yang menengah sudah keluar dari lingkaran UMKM. Selain itu, pertumbuhan UMKM baru juga diharapkan dapat semakin tumbuh dan berkembang lebih banyak secara kuantitas,” demikian Hj Nevi Zuairina.
(akhir)