Pasar Kemiri Setelah Penertiban

  • Whatsapp

Suasana pagi di Pasar Kemiri Muka (Kamis, 18 Mei 2017) paska penertiban masih sama seperti biasanya. Teriakan pedagang yang menawarkan barang dagangan bersahut-sahutan, dialog tawar menawar pembeli dan penjual timbul tenggelam oleh klakson motor dan peluit kereta yang lewat, serta derap langkah tergesa orang yang lalu lalang riuh menghidupkan pasar yang tak luas itu.

Pasar yang terletak di jalan Kemiri Muka, Beji, Depok itu menjadi lengang setelah ditertibkan pada 4 Mei 2017. Kios dan los-los bertenda yang menutupi hampir setengah badan jalan dibongkar. Kini para pedagang hanya menggelar dagangannya dengan alas terpal. Lapak-lapak itu memanjang jalan dari kolong fly over hingga ke arah Stasiun Depok Baru.
Di salah satu sudut pasar, Tuti (40) duduk di kursi kayu memandangi orang yang berlalu lalang. Di depannya aneka kue seperti onde-onde, kue bugis, ketan, dan uli tersusun rapi di atas tampah. Ia tersenyum kepada setiap orang yang melihatnya sembari menawarkan jajanan pasar yang ia jual seharga Rp1000/buah.

Ia mengaku pendapatannya berkurang semenjak penertiban pasar dilakukan. “Setelah pasar ditertibkan pembeli jadi sepi. Biasanya saya bisa menjual sampai dua tampah sekarang satu saja belum habis”. ujarnya.

Di sudut lain, Hidayat (32) mengaku telah mendapat pemberitahuan tentang penertiban pasar sebulan sebelumnya. “Los-los dibongkar agar jalanannya lebar supaya angkot bisa lewat”. Jelasnya sembari memantik rokoknya sebatang.

Ketika ditanya apakah ia setuju terhadap penertiban pasar yang dilakukan, ia terdiam kemudian menyesap rokoknya dalam. ” Ya mau gimana lagi, kita gak bisa apa-apa. Orang kita liar di sini”

Griska Laras Widanti
Mahasiswa
Politeknik Negeri Jakarta
Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *