SURABAYA, beritalima.com- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, pasien positif tetap 152 orang. Bahkan sebaliknya ada dua pasien lagi yang sudah sembuh dan sudah bisa pulang.
Meski begitu, Gubernur Khofifah ikut berduka yang mendalam karena ada tiga pasien yang meninggal. Diantaranya dua dari Surabaya dan 1 dari Kediri.
Gubernur kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, mengatakan, hari ini ada dua lagi yang dinyatakan sembuh. Sementara jumlah pasien terkonfirmasi positif tidak ada tambahan, meski demikian diprediksikan jumlah kasus covid-19 ini masih akan terus bertambah.
Gubernur menandaskan bahwa jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami peningkatan dari hari sebelumnya 717 menjadi 780. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi 10.116.
“Dua pasien yang sembuh tersebut, satu dari Blitar dan satu dari Surabaya. Sehingga total pasien sembuh atau koversi negative di Jatim menjadi 30 orang. Jumlah itu setara dengan 19,74 persen,” ungkap Khofifah.
Sementara itu, terkait dengan perkembangan penyebaran covid-19 dari kluster asrama haji, Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dr Kohar Heru Santoso, mengatakan, ada pekembangan yang menarik. Dimana sudah ada satu pasien yang sembuh dari Kota Blitar. Dari 18 yang confirm yang satu sembuh dan satu meninggal di Kabupaten Kediri.
Dia menandaskan, langkah yang dilakukan adalah melihat kapan orang-orang itu mulai sakit. Diketahui dari kluster haji pada puncaknya tanggal 19 Maret dan tidak nambah lagi. Dari 413 peserta pelatihan di Asrama Haji, kasus pertama muncul tanggal 11 Maret dari narasumber dan jumlah ini meningkat karena ada second transmition ke orang lain.
“Seperti yang dari Lamongan, satu positif dari teman dekatnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur yang didampingi Wagub Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Heru Tjahjono, menyampaikan, Pemprov Jawa Timur telah memberikan APD dan Smartphone kepada 75 rumah sakit rujukan dengan harapan akan memperlancar tugas tugas lapangan. Hanya saja yang di minta hadir ke Grahadi dari Surabaya dan Sidoarjo.
“Sisi terpentingnya adalah, kita ingin cepat mengetahui titik sebaran virus corona supaya kita bisa melakukan respon cepat itu akan menjadi lebih signifikan,” pungkas Khofifah. (Dibyo).