JAKARTA, beritalima.com – Mungkin Anda tidak berpikir menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersamaan dengan menjadi seorang Pastor. Namun, Letnan Kolonel (Sus) Romo Yoseph Maria Marcelinus Bintoro membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi Pastor sekaligus anggota TNI.
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Yoseph sebagai ‘Pastor Pertama yang Sekolah Perwira Prajurit Karir di Akmil’.
Penghargaan diserahkan Pendiri MURI Jaya Suprana di Balairung Jaya Suprana Performing Arts Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu, (15/4).
Romo Yoseph mengatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan profesinya sebagai pastor dimana diidentikkan dengan perdamaian dimana hal itu berbarengan bersama profesinya sebagai anggota TNI yang identik dengan peperangan.
“Kami siap perang tapi kami juga siap membawa perdamaian,” ujar Romo Yos Bintoro yang memiliki 5 Satyalancana.
Lebih lanjut, menurut Romo Yos Bintoro yang kini aktif di Akademi Angkatan Udara, apa yang sudah dilakukannya ini merupakan bentuk kecintaannya kepada bangsa Indonesia.
“Cinta pertama kita adalah pada negeri. Cinta negeri adalah suatu bakti kepada bangsa dan agama dan itu lah yang sebetulnya harus kita ingin hidupi,” tukasnya.
Ialah Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja SJ yang menugaskan Romo Yoseph menjadi orang pertama yang menjadi pastor sekaligus TNI.
Setelah ditahbiskan sebagai imam tahun 1996 Romo Yoseph mengikuti pendidikan Perwira Prajurit Karir di Akademi Militer Magelang dan dilantik pada tahun 1997 dengan pangkat Letnan Dua.
Meski mengaku sempat frustasi selama empat tahun saat diberikan penugasan sebagai pastor tentara namun kini dirinya mengaku bangga atas penugasan itu.
Seiring berjalannya waktu, pria yang kini berusia 51 tahun ini sadar bahwa tugas di TNI AU tidak cukup hanya memberikan pembinaan rohani atau sekedar pelayanan pastoral saja. Romo Yos mengaku akan berbuat sesuatu untuk menyiapkan apa yang dibutuhkan TNI AU ke depan.
Selain Romo Yos Bintoro ada 9 orang yang juga menerima penghargaan dari MURI yaitu Drum Pertama dengan Ornamen Batik dari Proses Tradisional atas nama Haryo Sasongko Susanto & Kyre Drums, Militer Pertama yang Menjabat Wakil Perdana Menteri Mayjen TNI (purn) dr.AK. Gani, Doktor Kimia Termuda Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, Tari Pendet oleh Penyandang Disabilitas Rungu Terbanyak Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., Kons.
Menulis Buku dengan Metode Menemu Baling oleh Guru Terbanyak Ikatan Guru Indonesia, Pendaki 7 (Tujuh) Puncak Tertinggi di Indonesia dalam Kurun Waktu 100 Hari Tri Hardiyanto Pranata Putra dan Mila Ayu Hariyanti, Pemasangan Double Deck Elevator Pertama PT Kone Indo Elevator, Mengunggah Lagu Terbanyak di Grup WhatsApp Adharta Ongkosaputra serta Ahli Hukum Tata Negara Termuda sebagai Saksi Ahli di MA dan MK Muhammad Rullyandi, S.H., M.H.
Dalam kesempatan itu Jaya Suprana mengatakan bahwa semua rekor istimewa, semua rekor tidak ada duanya dan semua rekor merupakan rekor baru yang sebelumnya belum tercatat. Hingga kini MURI sudah memberikan penghargaan sebanyak 8 ribu