Kao, Jumat, 06 September 2019 Bertempat di Desa Kao Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara, telah berlangsung kegiatan “Workshop Kolaborasi Pengelolaan Mangrove dan Satwa Liar di Desa Kao” . Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah (PW) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara bekerja sama dengan Satgas Yonif 734 / SNS serta Pemerintah Desa Kao.
Workshop ini dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Pendidikan Joice Mahura, Ketua PW AMAN Malut Munadi Kilkoda, Danpos 6 Kao SSK I Satgas Yonif 734/SNS Sertu Johanis F. S., Danramil 1508-03/Kao yang diwakili oleh Serda Teguh Ahmadi, , Kades Kao Taufik Max, Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe, DAS Malut Arbain,Yayasan Burung Indonesia Vincentia Widyasari, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, dengan jumlah -+ 150 orang.
Menurut Danpos Kao, Sertu Johannis F.S.,
Workshop kolaborasi pengelolaan Mangrove ini sangat ditunggu tunggu oleh masyarakat. Dan sekarang masyarakat kao mulai tersenyum karena semua Instansi yang terkait mulai memperhatikan Ikon baru untuk desa kao. Sehingga kedepan Desa Kao bisa maju melalui Pariwisata Mangrove asalkan di kelola secara bijak dan benar.
Menurut Dansatgas 734 / SNS. Letkol Inf Edwin Charles. Setelah beberapa kali saya berkunjung di desa Kao ini, ternyata desa ini memiliki aspek nilai jual yang sangat tinggi yaitu pada sektor pariwisata. Berbagai Hasil laut sangat melimpah di desa ini karena terlihat masih banyak ditemui terumbu karang yang masih dalam kondisi baik, sampah sampah tidak berserakan di sekitar pesisir pantai. Hal ini berdampak pada ekosistem di wilayah ini masih terjaga dengan baik.
Warga Kao yang secara garis besar bermata pencarian sebagai nelayan dan pedagang serta karyawan ini memiliki watak yang sangat baik dan ramah. serta peduli dalam menjaga ekosistem laut dan pesisir pantai sehingga membuat Satwa Ikan laut menjadi terjaga kehidupannya. Hal ini akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung di desa ini. Terang Dansatgas 734 /SNS.
Menurut Kepala Desa Kao Taufik Max,
Penduduk Kao secara administrasi kecamatan Kao sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) berkisar 1.685 jiwa, laki2 berjumlah sekitar 846 jiwa dan perempuan 839 jiwa, dengan pola mata pencaharian disektor pertanian, nelayan, jasa serta karyawan pada perusahan.
Secara administratif Kao didominasi oleh mangrove. Dimana luas kawasan mangrove sekitar 404 Hektare, kemudian Gosong Maluku spesies lain dan penyu. Orang Kao memanfaatkan mangrove sebagai salah satu pendapatan sumber ekonomi, yang dapat di pergunakan sebagai bahan kayu bakar dan kebutuhan nutrisi. Terang Kepala Desa Kao.
Kami memiliki mimpi yang besar dalam membangun Kao sebagai Ikon Desa Wisata. Ikon utamanya adalah mangrove dan spesies gosong maluku. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut, kami membutuhkan kerjasama dari Satgas 734 / SNS, Kepolisian serta berbagai elemen yang mendukung seperti dinas pariwisata dan dinas perikanan. Diharapkan nantinya semua elemen saling berkolaborasi dengan baik dan memiliki hasil yang memuaskan demi ikon pariwisata di desa kao. Ujar Kepala Desa Kao.
Menurut Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( PW AMAN ) Malut Munadi Kilkoda.
Kegiatan ini awalnya atas tindaklanjut diskusi kecil-kecil. Dimana, atas inisiatif Satgas yonif 734 / SNS Pos Kao, Pemdes Kao, AMAN, Uniera, Burung Indonesia. Dasarnya, kepentingan ini bertujuan untuk menunjukan kepada orang-orang bahwa Kao memiliki potensi mangrove yang besar dan juga ekosistem lainnya
Mewakili PW AMAN, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Satgas yonif 734 / SNS, Pemerintah Desa Kao serta masyarakat Kao yang senantiasa bersinergi dalam berbagai kegiatan serta memiliki niatan yang besar untuk menyukseskan kegiatan ini.
Menurut Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Pendidikan Joice Mahura. Kegiatan ini kami dedikasikan untuk Pemerintah daerah yang sangat mengapresiasi terhadap berlangsungnya kegiatan tersebut. Karena, kegiatan ini sangatlah luar biasa, dimana mendorong kemaslahatan umat manusia. Sehingga harus bersama-sama menjalin kolaborasi, demi mendorong kemajuan desa wisata ini.
Autentifikasi Nomor : B/278-PEN/IX/2019