Jakarta, beritalimacom | Tiga kota di pesisir laut Jawa Tengah, yakni Pekalongan, Semarang dan Demak, menjadi catatan penting Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat jumpa pers secara daring (14/3), terkait kondisi anomali cuaca-iklim, khususnya penurunan permukaan tanah yang menyebabkan banjir besar belakangan ini.
Jadi, kata Dwikorita, banjir yang meluas di Semarang khususnya, itu bukan hanya karena intensitan curah hujan. Karena curah hujan yang turun sama seperti daerah lainnya. Sejumlah pakar geologi juga menyebut, salah satu penyebab utama banjir di Semarang, Pekalongan dan Demak, karena penurunan permukaan tanah yang drastis.
“Karena seperti yang sudah diketahui. Wilaya Semarang itu kan memang mengalami penurunan. Kalau wilayah lain belum banjir di situ banjir lebih dulu. Apalagi ada banjir rob. Jadi banjirnya tidak hanya dari hujan. Tapi diperparah dengan banjir rob dari laut,” tambah Dwikorita.
Banyaknya industri di tiga kota Jawa Tengah ini serta tata ruang yang belum memadai, mengakibatkan penurunan tanah sehingga menjadi rendah dari air laut. Sehingga, saat terjadi cuaca ekstrem seperti fenomena Indonesia terkena aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Rossby Equatorial, dan tiga Bibit Siklon Tropis, bakal memperparah terjadinya banjir.
Belum ada yang terlambat, bila semua pihak yang berkepentingan mau menata ulang berbagai kebijakannya dalam mengelola laju pembangunan sekaligus menyediakan mitigasi bencananya.
Jurnalis: Abriyanto