Demikian hal itu diungkapkan Nurdin Tampubolon, Ketua Fraksi Partai Hanura, Kamis (15/12/2016) usai Rapat Paripurna Penutupan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2016 – 2017, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Hal lain seperti yang pernah diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini, bahwa target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada tahun ini masih bisa dicapai, meski ada pemotongan belanja dalam APBN-P 2016 sebesar Rp137,5 triliun. Meski pengeluaran pemerintah turun, tapi hal itu masih bisa dikompensasi dengan realisasi investasi yang lebih baik.
Namun salah salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan nasional. Nurdin Tampubolon menyatakan, mendorong peningkatan sektor riil, salah satunya adalah UMKM. sayang untuk mendorong sektor riil pada UMKM, terbentur pada masalah utama yang dihadapi UMKM Indonesia. salah satunya adalah mengenai kemampuan teknologi, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akses pemasaran, akses permodalan dan jejaring. Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan UMKM Indonesia kurang bersaing dengan negara tetangga, seperti terlihat dari kontribusi yang rendah terhadap ekspor.
Maka dari itu kata Ketua Fraksi Hanura untuk menekan impor, perlu kerja sama berbagai pihak melalui kewenangan dan perannya masing-masing. Hal ini juga menyangkut akses permodalan dengan menyediakan skema pembiayaan khusus UMKM yang terintegrasi dengan aktivitas peningkatan kapasitas (capacity building), serta pemberdayaan kelompok (social capital). dedy mulyadi