ACEH,Beritalima-Yayasan Pintu Hijrah (SIRAH) menilai hingga saat ini belum ada calon Kepala Daerah yang menyampaikan dalam Visi dan Misinya secara jelas terkait persoalan Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Aceh. Hal ini disampaikan Ketua Yayasan sekaligus inisiator Dedy Saputra ZN, S.Sos.I melalui siaran persnya, Senin,06-02-2017.
Menurutnya, meskipun sejauh ini baik dari Calon Gubernur, Calon Bupati ataupun Calon Wali Kota di Aceh mengatakan mereka sepakat memerangi narkoba,semua kandidat tersebut memaparkan hanya dalam aspek pemberantasan pekerjaab tidak ada, sementara bagaimana halnya dengan pecandu yang sudah terlibat dan menjadi pecandu aktif.
Persoalan ini seakan terlupakan, padahal jumlahnya relatif banyak namun layanan untuk merehap pecandu narkoba itu masih sangat terbatas. Jika orang sakit maka obatnya harus tersedia, jika orang diserang kecanduan terhadap Narkoba maka juga harus dilakukan pemulihan terhadap mereka.
Padahal, lanjut mantan aktivis SIRAH itu, ketika bicara tentang isu narkoba mesti ada langkah konkrit mulai dari pencegahan, pemberantasan dan rehabilitasi. Kita mengetahui Persoalan narkoba hari ini sungguh memprihatinkan, bahkan secara Nasional Presiden telah mengatakan Narkoba adalah musuh bersama.
Sehingga, berbagai upaya mulai dari Sosialisasi penyalahgunaan Narkoba hingga Yayasan Pintu Hijrah (SIRAH) merupakan salah satu yayasan sejak januari 2016 berupaya melaksanakan rehabilitasi pecandu narkoba dengan pendekatan Islam.
“Alasannya kita gunakan metode itu sederhana, karena Islam sebenarnya jawaban atas semua masalah yang dihadapi orang. Belum lagi ideal rehabilitasi itu juga disesuaikan dengan kearifan lokal aceh,” terang Dedi.
Lanjut Dedy, sepanjang tahun 2016 sudah memberi layanan terhadap 31 orang pecandu Narkoba di Aceh. Saat ini pihak kami masih melakukan pendampimgan rehab terhadap 16 orang residen.
Kegiatan rehab berbasis pendekatan Islam yang kita berikan kepada pencandu Narkoba selama ini berupa program kombinasi 12 langkah dan juga TC. Mereka dibimbing untuk melakukan puasa sunnah senin-kamis, pengajian quran dan kitab, shalat sunnah rutin dan diberikan pemahaman materi-materi tentang adiksi, Psikologi, Komunikasi dan religi,” jelas Dedy.
Pemimpin Aceh ke depan baik bupati, walikota, maupun Gubernur terpilih diharapkan dapat menjawab Persoalan Narkoba yang kini semakin merajalela, tidak hanya sebatas menangkap bandarnya, melakukan sosialisasi semata, namun juga menyelamatkan Masyarakat yang telah menjadi Korban Kecanduan Narkoba. Hal ini penting untuk menyelamatkan Generasi Muda Aceh, sehingga harus dilakukan tindakan nyata tanpa basa basi belaka,” pungkasnya,’’(Aa79)