MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, terus berupaya mengoptimalkan fungsi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia untuk meningkatkan angka harapan hidup warganya. Posyandu Lansia, akan menjadi salah satu pusat monitoring kesehatan para warga berusia lanjut.
Hal ini diutarakan Sekretaris Daerah Kota Madiun, H. Maidi, usai membuka pembinaan kader lansia dalam rangka meningkatkan peran aktif di Posyandu Lansia yang digelar di aula kantor Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu 13 Desember 2017.
H. Maidi mengatakan, berbagai program telah disusun dan dilaksanakan untuk optimalisasi fungsi Posyandu. Terutama perannya sebagai lembaga monitoring kesehatan para lansia.
“Program kesehatan di Kota Madiun ini telah disusun secara terpadu. Angka kelahiran kita tekan tapi angka kematian, termasuk untuk lansia juga kita tekan. Ya lewat Posyandu Lansia ini,” ungkap H. Maidi.
H. Maidi juga berharap, di Posyandu Lansia ada pengoptimalan kegiatan monitoring kondisi kesehatan para anggotanya. Dengan begitu, maka kondisi mereka bias terkontrol dan bila mendapati kondisi yang kurang baik bias segera ditindaklanjuti.
“Kalau secara dini diketahui, harapannya penyakit yang ada bisa segera diatasi. Bisa segera diperiksakan ke RS yang saat ini sudah gratis atau tindakan lainnya. Intinya, kita ingin warga lanjut usia ini bahagia agar usianya semakin panjang. Makanya ada senam besama satu bulan sekali dan sebagainya,” paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Madiun, Agung Sulistya Wardhani, menambahkan, Posyandu Lansia tidak hanya menjadi tempat berkumpul dan bersilaturahmi para warga lanjut usia. Tapi juga tempat monitoring kondisi kesehatan.
“Upaya kita itu bagaimana supaya lansia itu umurnya pangang, sehat dan tetap produktif serta bahagia,” ungkap Wardhani.
Yang pertama, lanjutnya, adalah dengan memantau kondisi kesehatan para lansia yang meliputi tekanan darah, kadar gula darah sampai kolesterol. Hal ini dilaksanakan di 139 Posyandu Lansia yang tersebar di seluruh Kota Madiun plus di Posbindu PTM atau Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular. Periodenya adalah satu bulan sekali.
“Jangan sampai menunggu sakit baru berobat. Maka setiap satu bulan dilaksanakan monitoring ini sehingga kondisi mereka, orang tua yang memang cenderung mudah sakit, lebih terpantau dan bisa stabil sehingga tidak merepotkan putra-putranya atau orang yang lebih muda,” terang Wardhani.
Program ini juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan angka harapan hidup. Meski tidak menyebut target tertentu, namun ia berharap ada penambahan dari angka harapan hidup yang dicapai di 2017 ini yang mencapai 72,24 tahun.
“Harapannya angka harapan hidup naik karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu daerah. Dan kita (Kota Madiun) angkanya terus meningkat,” pungkasnya. (Diskominfo).