MADIUN, beritalima.com- Harga beras di Kota Madiun, Jawa Timur, relatif stabil. Pun, ketersediaan beras masih dalam batas cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, harga beras cenderung naik. Kelas medium saja, sudah mencapai Rp 10 ribu secara nasional.
Untuk itu, Pemkot Madiun tidak tinggal diam. Bersama Bulog Sub Divre IV Madiun operasi pasar (OP) digelar guna menyetabilkan harga beras. Harapannya, harga beras tetap dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
‘’Beras merupakan kebutuhan pokok. Harga beras harus terjangkau semua lapisan masyarakat. Operasi pasar ini penting adanya untuk menstabilkan harga beras di Kota Madiun,’’ kata Pj Sekda Kota Madiun,Rusdiyanto, saat launching Operasi Pasar di gudang Bulog Jalan Trunojoyo, Nambangan Kidul, Kota Madiun, Selasa 4 September 2018.
HET saat ini, katanya, sebesar Rp 9.450 perkilogram. Itu sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017. Tak heran, OP harus segera dilakukan. Dengan lima ton beras, OP kali ini menyasar Pasar Besar Madiun dan Pasar Sleko. Harganya cukup murah. Masyarakat cukup membeli beras kelas mediun sebesar Rp. 8.300 perkilogram.
‘’Secara harga tidak ada masalah. Soalnya masih dibawah harga eceran tertinggi. Harapannya, beras masih terjangkau untuk masyarakat kecil,’’ harapnya.
Tak hanya beras, Bulog Sub Divre IV Madiun juga mengobral minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu dalam OP. Gula kemasan satu kiloan dijual Rp 11 ribu. Sedangkan minyak goreng dijual Rp 12 ribu perliter. Dalam operasi pasar kali ini, tidak membatasi permintaan dari pembeli.
“Silahkan ini dimanfaatkan. Toh, tidak kami batasi. Sudah dijamin sama Bulog,’’ tambahnya.
Kepala Bulog Sub Divre Madiun, Heriswan, mengatakan, stok bahan pokok ditempatnya cukup aman. Bulog Sub Divre IV Madiun memiliki total 10 ribu ton beras dan 7 ribu ton gula pasir dari empat pabrik gula di wilayah kerja Bulog Sub Divre IV Madiun.
‘’Sampai akhir tahun, stok beras medium masih aman. Begitu juga untuk gula pasir. Apalagi, pabrik-pabrik gula di wilayah kerja Sub Divre IV Madiun sedang musim produksi,’’ kata Heriswan.
Target penyerapan beras, ia berharap mencapai 38.900 ton. Pihaknya mereaslisasikan 68 persen dari target tersebut. Sisanya bakal ditutup saat musim panen pada akhir tahun nanti.
‘’Diakhir tahun ini masih ada satu kali panen lagi. Kami optimis target terkejar,’’ tandasnya. (Diskominfo/editor:Dibyo).
Ket. Foto: Rusdiyanto (tengah).