Khofifah : Upaya Kurangi Stunting dan Tingkatkan IPM Jawa Timur
LAMONGAN, beritalima.com | Wajah Asmawati dan Yusuf, warga Sukomulyo Kabupaten Lamongan, berseri saat rumahnya disambangi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Tedjo Sukmono, Rabu (21/8/2019) pagi.
Rumah mereka yang sudah doyong lantaran hanya ditumpu dari anyaman bambu kini mulai direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bekerja sama dengan TNI AL khususnya Lantamal V.
Dinding rumah keluarga kecil ini mulai dipasang batu bata, lantainya pun akan segera dibangun tidak beralaskan tanah seperti saat ini.
Rumah keluarga Asmawati masuk dalam kriteria di antara 84 rumah tidak layak huni di Kabupaten Lamongan yang bakal direnovasi oleh Pemprov bersama Lantamal V.
Pagi ini, Gubernur Khofifah dan Dantamal V menyempatkan diri untuk secara simbolis meletakkan batu bata pembangunan rumah tidak layak huni di tempat Asmawati.
“Alhamdulillah, ini adalah bantuan pemerintah yang kami sangat syukuri. Sebelumnya rumah kami ini sudah doyong atapnya,” kata Asmawati.
Lebih lanjut, selain rumah Asmawati dan Yusuf, total ada sebanyak 867 rumah tak layak huni di Jawa Timur yang direnovasi dalam program kerjasama Pemprov Jatim dengan Lantamal V.
Rumah yang direnovasi tersebar di pesisir Kabupaten Probolinggo 60 unit, Pasuruan 100 unit, Lamongan 84 unit, Tuban 26 unit, Bangkalan 31 unit, Sampang 10 unit, Pamekasan 159 unit Banyuwangi 115 unit, Situbondo 65 unit, Jember 30 unit, Malang 25 unit, Trenggalek 50 unit, Tulungagung 32 unit, Blitar 30 unit dan Pacitan 50 unit.
“Harapan kami program ini akan berseiring dengan upaya mewujudkan Jatim Sejahtera. Karena mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu pintunya banyak sekali. Ada yang lewat renovasi rumah supaya layak huni dan sehat, lewat pendidikan, lewat pengembangan UKM dan lain-lain,” kata Khofifah.
Karenanya ia mengucapkan terima kasih pada jajaran Lantamal V terutama Dantamal yang bersinegi dalam Karya Bakti TNI AL tahun 2019 di Jatim dengan melaksanakan program renovasi rumah tidak layak huni.
Merenovasi rumah menjadi layak huni menurut Gubernur yang juga mantan Menteri Sosial ini, banyak multiplier effect-nya. Sebab dengan direnovasi menjadi layak huni, maka MCK rumah tersebut menjadi lebih baik karena tidak lagi menggunakan MCK komunal. Hal ini menjadi salah satu upaya memerangi stunting.
“Hari ini kita masih punya problem stunting. Satu hal yang harus dilakukan untuk mengurangi stunting bukan hanya memperbaiki asupan gizinya, tapi juga menjadikan rumah tinggalnya sehat. Termasuk rumah sehat adalah rumah yang MCK-nya berbasis rumah tangga bukan komunal,” tegasnya.
Oleh sebab itu gubernur yang juga pernah menjabat sebagai Kepala BKKBN ini menegaskan, renovasi 867 rumah tak layak huni di Jatim dengan hibah anggaran Rp 10 miliar ini adalah kesatuan upaya peningkatan IPM Jawa Timur.
“Banyak yang bisa terupgrade dari program renovasi rumah ini. Warga bisa beribadah lebih khusyuk, anak belajar bisa lebih tenang,” ucap Khofifah.
Di sisi lain, Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Tedjo Sukmono mengatakan ada kriteria rumah yang mendapatkan bantuan renovasi ini. Rumah harus yang masih berlantai tanah, dinding dari bilik bambu dengan atap rumbia atau daun kelapa dan, tidak memiliki pekerjaan tetap, serta janda atau jompo.
“Dengan adanya program ini, diharapkan tidak hanya akan menunjang masyarakat dalam pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Timur ini. Tapi juga warga bisa memiliki hunian yang lebih layak dan bersih guna mendukung kesehatan masyarakat,” ungkapnya. (RR)