Pemprov Jatim Lakukan Kesiapsiagaan Bencana Di Seluruh Wilayah

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com| Pemprov Jatim terus melakukan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Berbagai upaya seperti koordinasi lintas sektor, perbaikan infrastruktur di beberapa titik sampai dengan sosialisasi kepada masyarakat terus digenjot.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut, berbagai upaya kesiapsiagaan ini terus dilakukan baik di daerah yang rawan bencana ataupun tidak. Apalagi di tengah musim penghujan saat ini, Pemprov menaruh perhatian serius terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.

“Kami telah meminta agar OPD terkait selalu siaga untuk mengambil langkah cepat seperti menyiagakan tim selama 24 jam penuh, baik di daerah berpotensi rawan bencana maupun tidak. Selain itu kami juga melakukan berbagai upaya antisipasi dan kesiapsiagaan baik dengan instansi terkait maupun pemerintah kab/kota,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (12/1).

Berbagai upaya itu diantaranya dengan melakukan rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana alam bersama Forkopimda Jatim dan jajarannya. Rakor ini diikuti Pangdam V Brawijaya beserta jajaran Danrem dan Dandim se-Jatim, Kapolda Jatim bersama jajaran Kapolrestabes, Kapolresta dan Kapolres se-Jatim, Bupati, Walikota serta BPBD se-Jatim, dengan narasumber dari BNPB, pakar geologi dari UGM, Pangdam dan Kapolda.

Selain itu, Gubernur Jatim telah mengeluarkan surat edaran kepada bupati/walikota untuk melakukan kesiapsiagaan bencana sampai dengan Bulan Mei mendatang.
“Untuk longsor dan puting beliung diharapkan kabupaten/kota meningkatkan kewaspadaan secara komprehensif dan Bupati/Walikota terus melakukan pemantauan terlebih pada cuaca ekstrem sesuai prediksi dari BMKG,” terangnya.

Khusus untuk wilayah Madura, sebut Khofifah, salah satu yang menjadi perhatian serius adalah soal banjir Kali Kemuning di Kab. Sampang. Untuk itu, saat ini telah dibangun plengsengan untuk mengurangi terjadinya luapan sungai tersebut.
“Tetapi untuk lebih menjaga kemungkinan luapan yang tinggi ke depannya butuh kanal (flood away) ke laut,” katanya.

Yang tidak kalah penting, lanjut Khofifah, dalam melakukan kesiapsiagaan bencana adalah meningkatkan kesadaran masyarakat. Baik untuk mengantisipasi maupun meningkatkan kewaspadaan setiap bencana agar tidak menimbulkan korban maupun kerugian materiil.

“Karena selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan penting ikut andil dalam menghadapi bencana yang akan terjadi, sehingga mampu tercipta rasa aman meski daerah tersebut termasuk kategori rawan resiko bencana,” pungkasnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *