SURABAYA, beritalima.com – Pemprov Jatim terus berkomitmen meningkatkan kualitas akademik guru madrasah diniyah (madin). Salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada guru madin untuk menempuh jenjang pendidikan S-1. Komitmen ini tertuang dalam penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama antara Pemprov Jatim dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Islam (Kopertais) Wilayah IV Surabaya dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) Jatim.
Penandatanganan kesepakatan bersama ini dilakukan secara simbolis oleh Sekdaprov Jatim mewakili Gubernur Jatim dengan Koordinator Kopertais VII Jawa Timur, Prof. Dr. H. Abdul A’la, M.Ag, dan perwakilan dari tiga PTKIS di Ruang Rapat Bhinaloka Adhikara Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Selasa (22/8).
Dalam sambutannya, Sukardi mengatakan bahwa program beasiswa ini dilakukan untuk menciptakan sumberdaya tenaga pendidik madin yang lebih profesional dan bermanfaat untuk bangsa dan negara khususnya di Jatim. Selain itu, peran guru madin sangat penting dalam mencetak lulusan pondok pesantren agar santri tak hanya mahir dalam ilmu agama tapi juga punya keahlian lebih.
“Pemprov Jatim juga terus mengembangkan SMK mini di pesantren dimana santri akan diajarkan keterampilan khusus seperti mengelas dan keahlian teknis lainnya, jadi ketika mereka lulus bisa bekerja di dunia industri,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, pendidikan pesantren sebagai salah satu instrumen penting yang efektif untuk melakukan transformasi peradaban pada suatu masyarakat. Hal ini dikarenakan pesantren dapat menyentuh beberapa aspek fundamental manusia, yaitu aspek kognitif (intelektual), aspek afektif (penghayatan), dan aspek psikomotorik (keahlian). “Jadi kemajuan suatu bangsa atau masyarakat dalam tatanan kenegaraan yang berkembang sangat menggantungkan penuh kepada kualitas pendidikannya,” kata Sukardi.
Selain pendidikan agama, lanjut Sukardi, yang tak kalah penting adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang baik.
“Pembentukan karakter terhadap para santri bisa mengarahkan pada kesuksesan hidup para lulusannya. Dengan pola seperti ini akan memunculkan sikap mental positif dalam diri santri sehingga akan membentuk sebuah sikap kolektivitas yang menjadi dasar terwujudnya culture value system (sistem nilai budaya),” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Setdaprov Jatim, Drs. Bawon Adhi Y, M.Si mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan program ini agar guru madin memiliki kualifikasi akademik S1 sehingga bisa menjadi guru yang lebih kompeten. Rencananya kegiatan perkuliahan ini dimulai September 2017 selama 8 semester di PT swasta yang telah ditunjuk. Sementara jumlah guru madin yang telah mengikuti program ini sampai dengan Tahun 2017 sebanyak 10.819 dan guru yang telah lulus sebanyak 7.550 guru. (rr)