Jakarta — Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam FOR – PETA (Forum Pemuda Tapanuli) Jakarta & sekitarnya gelar aksi unjukrasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsib(KPK).
Para pengunjukrasa itu menuntut dituntaskannya kasus dugaan suap yang diduga melibatkan mantan Bupati Tapanuli Tengah BAS yang mangkrak hampir tiga tahun.
”Sudah banyak laporan dari berbagai elemen masyarakat adanya dugaan korupsi BAS ini. Tapi hingga kini tidak ada tindak lanjutnya,”kata Koordinator Lapangan
‘Safyan mengaku dirinya bersama masuarakat tapanuli di Jakarta berharap KPK menuntaskan kasus dugaan korupsi ini. ”Kami membawa dua bundel barang bukti adanya dugaan korupsi ini,”katanya.
Soal adanya dugaan suap BAS ini sendiri pernah terungkap dalam persidangan kasus Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Muchtar. Dalam persidangan itu yeringkap adanya dugaan suap di Pilkada.
”BAS merupakan salah satu bupati yang disebut-sebuat dalam.persidangan Akil Muctar,”katanya.
Bukan cuma itu BAS juga diduga terlibat dalam proyek fiktif dibTapanuli Tengah ini. Proyek itu adalah pembangunan sistem domestik skala pemukiman di 6 Desa, Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara.
Proyek ibu diduga menelan biaya Rp. 4,2 M. tahun anggaran 2018 bersumber dari dana DAK (Dana Alokasi Khusus).
Forum Pemuda Tapanuki jiga meminta KPK RI bekerjasama dengan Kemendes untuk mengusut dugaan korupsi Dana Desa sejumlah Rp. 19.538.370.000, – tahun anggaran 2020 yang terdapat di 159 Desa, KabupatenTapanuliTengah..
Sementara Koordinator.aksi lainnya, yang ikut menyerahkan laporan ke KPK Daniel Lumban Tobing SH berharap KPK tidak perlu ragu untuk menindaklanjuti kasus dugaan suap Bupati Tapanuli Tengah ini.
”Tidak perlu ragu. Kami ada dipihak KPK jika berani menuntaskan kasus ini,”katanya. (ar)