JAKARTA, Beritalima.com– Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga menilai, sangat sulit buat Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal Purnawirawan Moeldoko beerperan sebagai Preesiden Joko Widodo (Jokow).
Soalnya, kata pria yang akrab disapa Jamil ini ketika bincang-bincang Beeritalima.com di Senayan, Jakarta, Rabu (25/8) malam, tipikal kedua sosok ini sangat berbeda alias beertolak belakang.
Jokowi lanjut bapak dua putra ini, berpenampilan relatif sederhana dan terlihat lebih menjaga tata krama. Ia juga sosok yang bersikap santai sehingga kesannya lebih mudah dekat dengan masyarakat.
Sebaliknya, Moeldoko terkesan kaku dan keras. Penampilannya sehari-hari selalu formal, sehingga terkesan sulit untuk dekat dengan masyarakat kelas bawah.
Selain itu, kata Jamil, Jokowi punya elektabilitas tinggi. Hal ini menjadi modal bagi Jokowi untuk maju pada Pilpres 2014. Hal tersebut tidak dipunyai Moeldoko. Elektabilitas Moledoko rendah. Bahkan tidak jarang dia tidak masuk dalam deretan nama-nama yang diusung atau dipilih rakyat seebagai salah satu kandidat untuk pemilihan presiden 2024.
Itu artinya, lanjut Deekan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Dekean IISIP) Jakarta 1996-1998 tersebut Moeldoko bukanlah tipikal yang layak menjadi the next Jokowi. “Sangat jauh untuk dikatakan layak. Istlahnya, jauh panggang dari api,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)