BERAU Beritalima.com – Minimnya pengawasan terhadap pembangunan proyek jaringan irigasi yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus( DAK) di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Bayur di Desa Labanan Jaya ,
Kecamatan Tabalar di Desa Semurut dan Buyung-buyung dan Kecamatan Biatan Lampake di Desa Sumber mulya, pasalnya proyek jaringan irigasi di tiga Kecamatan tersebut di duga kualitasnya pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi . Dari pantauan media ini , jaringan jaringan irigasi tersebut sudah banyak yang rusak bahkan ada yang tidak berfungsi.
Seperti yang ada di Kecamatan Tabalar Desa Semurut dan Buyung- buyung , jaringan irigasi yang di kerjakan oleh PT Trianada Karya Utama dengan alokasi dana sebesar Rp 20.888.830.000 ,di duga material koralnya menggunakan koral sungai lokal.
Selain dugaan menggunakan koral sungai lokal , penempatan proyek jaringan irigasi ini juga dinilai masyarakat tidak sesuai , terbukti hal ini sempat dikeluhkan masyarakat sekitar beberapa waktu lalu.
Menurut Simon giu salah satu
masyarakat Desa Biatan mengatakan, proyek ini saya rasa sudah salah penempatannya, karena di sekitar irigasi sudah di tanami kelapa sawit sejak tahun 2012 , padahal Pemerintah Daearah telah menetapkan daerah ini sebagai lahan pertanian seluas 1800 Ha dengan SK Bupati No 205 tahun 2012 ,namun karena kurangnya
pengawasan sehingga masyarakat
banyak menanam kelapa sawit
disekitar area ini .
“Karena kurang kontrol ,akhirnya proyek irigasi ditempatkan disini, padahal daerah ini sudah menjadi areal kebun sawit .Proyek tersebut juga katanya nilainya mencapai milyaran, kami tidak tau berapa persisnya anggarannya ,
karena plang proyeknya juga tidak ada, lalu apa gunanya irigasi ini , untuk mengairi lahan sawit ? ,” ungkapnya .
Dikonfirmasi terpisah Jhon kis, selaku
ketua Badan Pengawas Kampung (BPK ) Desa Semurut mengatakan,
jaringan irigasi disini sudah banyak yang rusak , walau sudah di perbaiki kembali, tetapi diduga menggunakan bahan dengan kulaitas yang sama.
“Bagaimana nanti kalau mereka sudah pergi siapa lagi yang perbaiki jika rusak lagi , dan yang kami sesalkan,semenjak proyek ini dikerjakan, kami belum
pernah melihat pengawas dari daerah atau kunjungan dari Pemerintah Daerah, setahu kami hanya pengawas dari Samarinda pernah datang , itupun hanya dua kali , apakah memang hanya pengawas dari dari Samarinda yang mengawasi disini ,”ujar jhon Kis .(*/arif)