Jakarta | beritalima.com – Menteri Riset dan Tekhnologi/BRIN pada vaksinasi kedua di MUI menyerahkan Genose untuk pengurus yang berusia dibawah 60 tahun, yang nantinya digunakan untuk screening memasuki gedung MUI Pusat.
“Kaki mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya, mudah-mudahan ini (genose) bisa kita digunakan dengan sebaik-baiknya, bermanfaat, bermaslahat untuk semua anak bangsa tanpa membeda-bedakan, kemudian kita nisa menggunakannya denhan amanah,” ujar KH. Miftachul Akhyar sebekum proses penyerahan (genose),” di Gedung MUI Pusat, Jakarta, kamis (18/3/2021)
Dikatakan kyai, kehadiran genose ini merupakan bentuk kepedulian bersama anak bangsa terhadap kesehatan. “Mudah-mudahan alat ini menjadikan lahirnya sebuah kepercayaan diri bagi anak bangsa, tidak kalah dengan bangsa lain, semoga ini semua diberkahi oleh Allah SWT,” imbuhnya.
Sementara itu, Menristek/BRIN Bambang Brojonegoro menyampaikan, Genose ini dulunya sebenarnya bernama e-nose atau hidung elektronik yang ditemukan sejak tahun 2010 oleh dua ilmuwan UGM. Pada mulanya, alat ini digunakan untuk mendeteksi orang yang terkena penyakit TBC.
Pada waktu itu kata Bambang, pasien TBC baru mengetahui terkena TBC ketika kondisinya sudah parah dan berbahaya. Dengan demikian diungkapkan Menristek, alat ini hadir untuk mengantisipasi dari awal sehingga TBC tidak parah.
“Berhubung pada tahun 2020 ada Covid-19, kemudian alat ini dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya Covid-19,” imbuhnya.
Masih diungkapkan Bambang Brojonegoro, e nose yang digunakan untuk TBC sementara dialihkan terlebih dahulu untuk Covid19. “Kenapa bisa dialihkan cepat? Karena ini tidak hanya inovasi anak bangsa, namun inovasi anak bangsa menggunakan bahan terkini yaitu revolusi industri 4.0,” ungkapnya.
Reporter : Dedy Mulyadi