Penjual Pernak-Pernik Di Pasar Atum Menjelang Imlek

  • Whatsapp

Surabaya beritalima.com- Pusat Pembelanjaan yang sangat murah tepatnya di Pasar Atum dan Pasar Atum Mall Surabaya, menyediakan sejumlah stand untuk menampung pedagang musiman yang menjual macam-macam pernak-pernik aksesoris juga baju Imlek untuk perayaan di Tahun Baru Imlek tepatnya pada tanggal 28 januari 2017.

“Jadi mereka adalah pedagang musiman. Biasanya hanya berjualan sekitar 1,5 bulan saja karena memang khusus menjual pernak-pernik juga baju  Imlek,” terang General Manager Pasar Atum dan Pasar Atum Mall Halim Antawira Hermanto,

Menurutnya, para pedagang musiman yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek ini baru berdatangan dan menempati sejumlah stan di Pasar Atum sejak 12 hari terakhir.

“Biasanya mereka akan berjualan hingga seminggu setelah Tahun Baru Imlek berakhir,” ucapnya. Saat ini, Halim mengatakan, sudah ada sekitar 20 stan yang ditempati oleh para pedagang musiman ini.

“Terbanyak memang saya tempatkan di lantai 1. Tapi di tiap lantai ada. Sengaja saya sebar penempatan mereka di tiap lantai biar pembeli gak bingung kalau mau mencari kebutuhan untuk Imlek,” ujarnya.

Salah satu pedagang musiman yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek di Pasar Atum adalah Siti Khadijah. Dia menempati lantai 1 Pasar Atum. Di stan seluas 4 x 5 meter yang ditempatinya, Khadijah menyediakan lampion, bungkus angpao, aksesoris sesaji persembahyangan, dan pakaian.

Untuk lampion yang dijualnya, Khadijah tampak merakitnya sendiri dari bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik.

“Bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik ini saya beli dari pabrikan. Jadi warnanya dari pabrik sudah khas merah Imlek. Saya tinggal merangkainya menjadi berbagai bentuk lampion, seperti menjadi lampion naga, lampion ikan, dan sebagainya,” jelasnya.

Imelda Oktavia jauh-jauh datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bersama keluarganya untuk membeli kebutuhan Imlek di Pasar Atum.

“Kebetulan saya ada keluarga di Surabaya, sekalian ke sini saya sempatkan belanja kebutuhan Imlek,” katanya. Menurutnya, bungkus angpao memang harus beli baru karena tiap tahun shionya yang tertempel beda.

“Jadi harus beli yang baru,” ujarnya. Selain itu Imelda juga beli lampion untuk hiasan di rumah, serta pakaian buat anak-anak untuk dipakai saat perayaan Imlek. “Banyak juga yang saya beli, sampai bingung nanti bawanya gimana,” ucapnya.urabaya, Jawa Timur, menyediakan sejumlah stan untuk menampung pedagang musiman yang menjual pernak-pernik aksesoris perayaan Tahun Baru Imlek.

“Mereka adalah pedagang musiman. Biasanya hanya berjualan sekitar 1,5 bulan saja karena memang khusus menjual pernak-pernik Imlek,” terang General Manager Pasar Atum dan Pasar Atum Mall Halim Antawira Hermanto, Kamis.

Menurutnya, para pedagang musiman yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek ini baru berdatangan dan menempati sejumlah stan di Pasar Atum sejak 12 hari terakhir.

“Biasanya mereka akan berjualan hingga seminggu setelah Tahun Baru Imlek berakhir,” ucapnya. Saat ini, Halim mengatakan, sudah ada sekitar 20 stan yang ditempati oleh para pedagang musiman ini.

“Terbanyak memang saya tempatkan di lantai 1. Tapi di tiap lantai ada. Sengaja saya sebar penempatan mereka di tiap lantai biar pembeli gak bingung kalau mau mencari kebutuhan untuk Imlek,” ujarnya.

Salah satu pedagang musiman yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek di Pasar Atum adalah Siti Khadijah. Dia menempati lantai 1 Pasar Atum. Di stan seluas 4 x 5 meter yang ditempatinya, Khadijah menyediakan lampion, bungkus angpao, aksesoris sesaji persembahyangan, dan pakaian.

Untuk lampion yang dijualnya, Khadijah tampak merakitnya sendiri dari bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik.

“Bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik ini saya beli dari pabrikan. Jadi warnanya dari pabrik sudah khas merah Imlek. Saya tinggal merangkainya menjadi berbagai bentuk lampion, seperti menjadi lampion naga, lampion ikan, dan sebagainya,” jelasnya.

Imelda Oktavia jauh-jauh datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bersama keluarganya untuk membeli kebutuhan Imlek di Pasar Atum.

“Kebetulan saya ada keluarga di Surabaya, sekalian ke sini saya sempatkan belanja kebutuhan Imlek,” katanya. Menurutnya, bungkus angpao memang harus beli baru karena tiap tahun shionya yang tertempel beda.

“Jadi harus beli yang baru,” ujarnya. Selain itu Imelda juga beli lampion untuk hiasan di rumah, serta pakaian buat anak-anak untuk dipakai saat perayaan Imlek. “Banyak juga yang saya beli, sampai bingung nanti bawanya gimana,” ucapnya.urabaya, Jawa Timur, menyediakan sejumlah stand untuk menampung pedagang musiman yang menjual pernak-pernik aksesoris perayaan Tahun Baru Imlek di Tahun Ayam Petarung 2017.

“Mereka adalah pedagang musiman. Biasanya dia hanya berjualan sekitar 1,5 bulan saja karena memang khusus menjual pernak-pernik Imlek,” terang General Manager Pasar Atum dan Pasar Atum Mall Halim Antawira Hermanto.

Menurut, para pedagang musiman ini yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek baru berdatangan dan menempati sejumlah stan di Pasar Atum sejak 12 hari terakhir.

“Biasanya mereka akan berjualan hingga seminggu setelah Tahun Baru Imlek berakhir,” ucapnya. Saat ini, Halim mengatakan, sudah ada sekitar 20 stand yang ditempati oleh para pedagang musiman ini yang sudah di persiapkan oleh managemen pasar Atum.

“Yang paling banyak memang saya tempatkan di lantai 1. Tapi di tiap lantai ada stand juga yang menjual pernak-pernik Imlek. Memang kita Sengaja saya sebar penempatan mereka di tiap lantai biar pembeli gak akan bingung kalau mau mencari kebutuhan untuk Imlek,” ujarnya.

Salah satu pedagang musiman yang menjual aksesoris pernak-pernik Imlek di Pasar Atum adalah Siti Khadijah. Dia menempati lantai 1 Pasar Atum. Di stan seluas 4 x 5 meter yang ditempatinya, Khadijah menyediakan lampion macam-macam variasi ada yang bisa menyala itu sudah dirancang pakai bola lampu bisa tersng benerang dengan warna identik Merah, dan  ada juga yang tidak pakai bola lampu jadi yang biasa tidak bisa menyala, dan juga ada bungkus angpao (amplop merah)itu ciri khas sejak dulu kalau mendapatkan Angpo harus pakai Amplop Merah, aksesoris sesaji persembahyangan, dan pakaian.

Untuk lampion yang dijualnya, Khadijah tampak merakitnya sendiri dari bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik.

“Bahan-bahan kertas karton dan kantung plastik ini saya beli dari pabrikan. Jadi warnanya dari pabrik sudah khas merah Imlek. Saya tinggal merangkainya menjadi berbagai bentuk lampion, seperti menjadi lampion naga, lampion ikan, dan sebagainya,” jelasnya.

Imelda Oktavia jauh-jauh datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bersama keluarganya untuk membeli

kebutuhan Imlek di Pasar Atum.

“Kebetulan saya ada keluarga di Surabaya, sekalian ke sini saya sempatkan belanja kebutuhan Imlek,” katanya. Menurutnya, bungkus angpao memang harus beli baru karena tiap tahun shionya yang tertempel beda.

“Jadi harus beli yang baru,” ujarnya. Selain itu Imelda juga beli lampion untuk hiasan di rumah, serta pakaian buat anak-anak untuk dipakai saat perayaan Imlek. “Banyak juga yang saya beli, sampai bingung nanti bawanya gimana,” ucapnya.@budì beritalima.com

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *