Bener Meriah – Takengon Penuh Pesona dan Menyenangkan

  • Whatsapp

Bireuen,Beritalima – Pada pagi Rabu, 11 Januari 2017 lalu Drs H Suherman Amin dengan menumpang mobil Avanza, bersama tokoh peneliti budaya dan adat dari Universitas Al Muslim Drs H Faizin,M.Pd serta Bunda Raziah dati Keude Matang Peusangan meninggalkan Bireuen menuju menuju Bener Meriah dan Takengon Aceh Tengah.

Rangkaian keberangkatan ke Takengon kota dingin itu selain untuk peliputan penerimaan Mahasiswa di Kantor Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah juga menelusuri berbagai situs dan lagende bersejarah di dua Kabupaten tersebut.
Sangat menyenangkan tetapi dengan sedikit pening alibat melintasi jalan yang berkelok-kelok disertai hujan yang terus menerus setibanya di kawasan Cot Panglima Kecamatan Juli kilometer 25 – 29 mobil yang kami kendarai tepatnya di selokan jalan yang sudah diperlebar dengan pemandangan kanan deretan gunung yang merupakan pinggiran jalan yang sudah dilakukan pengerukan serta sebelah kiri jurang yang sangat menegangkan dan benar-benar sport jantung, namun karena lihainya pemegang stiur yang dikemudikan H Gaizin,M.Pd yang sudah berpengalaman kami tanpa ada suatu kendala apapun walaupun terlambat tiba di Venar Meriah dan Takengon bukan masalah.
Setibanya kami di Kabupaten Bener Meriah yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah kami singgah di kampung Rime Raya yang terletak di Kecamatan Timang Gajah, dan memasuki jalan H Kolonel Husein Jusuf dengan tujuan melihat secara dekat minumen perjuangan kkemerdekaan “ Rado Rimba Raya “ dan akhirnya ke Pulau Intan.
Sepulang dari pulau Intan di ujung Jalan H kolonel Husein Yusuf sebelum membelok jalan besar menuju Takengon kami istirahat di kedai Tgk Muhammad Nur yang ternyata sosok yang sangat mengetahui berbagai sejarah di Bener Meriah dan Aceh Tengah seperti sejarah Radio Rimba Raya, Putri Pukes, Loyang Koro dan bermacam sejarah lainnya baik sejarah budaya maupun pariwisata alam serta lagende .
Tgk Muhammad Nur dan kami seusai berdiskusi dan berserita dengan santai di kedainya mengajak kami menelusuri perkebunan masyarakat selain membeli durian ke rymaj masyarakat juga melihat perkembangan masyarakat tani di pedalaman Benar Meriah.
Aman Muhammad Nur penunjuk jalan dengan membawa kami berkeliling ke perkebunan masyarakat walaupun jalan sempit dan mendaki sangat menyenangkan.
Setibanya di kampung kawasan Timang Gajah I kami beristirahat sejenak sembari menikmati buah durian dengan pemandangan yang indah di sekeliling banyak pohon durian yang tengah berbuah dan petani sedang memupuk kopi dan tomat serta cabai yang ternyata sangat subur.
Ya…….kami merasa enjoi di kawasan perkebunan masyarakat dan kembali ke Rime Raya serta Tgk Muhammad Nur bersama kami ikut berangkat menuju ke Takengon dan sambil mengobrol tanpa terasa kami tiba di di Wieh Pesam ( pemandian Air panas ).
Setelah mandi di Wieh Pesam istihat karena memasuki waktu Dhuhur. Setelah Shalat kami makan siang dan ngopi di Warkop Kananan Simpang Balik. Setelaj makan, minum kopi dan istirahat sejenak kami berangkat menuju Takengon.
Setibanya di Takengon kami menginap di Hotel Mahara dan kami bertiga saya,Pak Faizin dan Tgk Muhammad Nur sekamar bertiga dan meminta bad tambahan.
Saya meminta kepada petugas hotel untuk sekamar sehingga ada kesempatan untuk mengorek informasi lebih dalam kepadanya bagaimana ia sewaktu kecil dan kenapa mengetahui sejarah Radio Rimba Raya dan berbagai lagende lainnya baik di Kota Dingin Takengon maupun di Bener Meriah.
Nah…….dalam pengakuannya, ketika dia berumur sekitar 11 tahun saat peristiwa besar Indonesia masih dijajah oleh Belanda ia mengingat bagaimana Radio Rimba Raya itu mengudara di kelebatan hutan Rime Raya pada saat itu.
Pengakuannya dia sangat kenal dengan komandan Divisi X wilayah Sumatera Timur, Langkat dan Tanah Karo Kolonel Husein Yusuf dan istrinya HJ Ummi Salamah warga Gampoeng Geulumpang Payoeng Bireuen disertai dengan mengenal semua prajurit yang mengawal Pemancar Radio Rime Raya .
Menurut M Nur ketika Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948 Belanda telah menguasai ibu kota pemerintahan Indonesia dan mengumumkan lewat radio milik Belanda bernama Hilversum dengan mengumumkan kepada dunia, bahwa Negara Indonesia tidak ada lagi.
Sementara Presiden dan Wakil Presiden pada saat itu telah diculik dan oleh Belanda mempropagandakan ke negara-negara yang termasuk ke dalam Dewan Keamanan PBB bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi.
Namun dalam masa dan suasana kritis dengan suara lantang penyiar radio dari Dataran Tinggi Tanah Gayo yaitu Radio Rimba Raya mematahkan pemberitaan radio Hilversum milik Belanda itu dengan mengatakan bahwa Indonesia masih ada dan siaran radio Belanda hanya propaganda belaka.
Siaran Radio Rime Raya dapat ditangkap jelas oleh sejumlah radio di semenanjung Melayu (Malaysia), Singapura, Saigon (Vietnam), Manila (Filipina) bahkan Australia dan Eropa.
Akibat adanya siaran berita dari Radio Rimba Raya, banyak negara di dunia dengan serta merta mengakui Indonesia masih merdeka dan Belanda belum menguasai pemerintahan Indonesia.
Selain itu kata Tgk Muhammad Nur dengan adanya berita yang disiarkan Radio Rimba Raya ternyata merupakan pukulan telak bagi Pemerintah Belanda.
Pada saat itu di kala itu ada sebuah pesawat pengintai Belanda dan hampir setiap hari mengintai keberadaan pemancar Radio Rime Raya namun karena letak pemancarnya di ke dalaman hutan rimba yang sangat lebat maka pemancar itu tidak dapat terdeteksi oleh pesawat-pesawat Belanda.
Menjawab andalas bagaimana dirinya dekat dan mengenal Kol.Husein Yusuf dan juga prajuritnya, Tgk Muhammad Nur menyebut ia setiap hari mendampingi prajurit pengawal Radio dan terus dekat karena setiap hari bermain ke lokasi mereka.
Selain itu tambah Tgk Muhammad Nur dirinya yang masih kecil di kala itu memang sangat senang melihat Pak Kolonel dan ptajuritnya.
Itulah kisah singkat menyangkut dengan cerita Tgk Muhammad Nur menyangkut radio rimba raya yang didirikan oleh Kol Husein Yusuf dan berjasa terhadap Negara. ( Hera )

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *