SURABAYA, Beritalima.com|
Ikan cupang merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat digemari dari berbagai kalangan hingga berbagai negara. Hal ini dikarenakan ikan cupang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga dapat memberikan keuntungan yang banyak.
Akan tetapi seringkali dalam proses budidaya ikan cupang terdapat beberapa kegagalan yang terjadi. Salah satunya adalah faktor penyakit yang seringkali menyerang ikan cupang.
Oleh karena itu Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi, mengadakan Kajian Perikanan dengan topik “Serba-Serbi Ikan Cupang: Produksi, Pemasaran dan Penyakit” pada Jumat (18/06).
Darmawan Setia Budi S.Pi.,MP., yang merupakan dosen FPK UNAIR Banyuwangi sekaligus pemateri pada acara tersebut menjelaskan beberapa penyakit yang menyerang Ikan Cupang.
Darmawan Setia Budi menjelaskan bahwa ada beberapa penyakit pada ikan cupang, meliput Fin root atau busuk sirip, White spot atau ich, Pop Eye atau mata ikan, dan Dropsy atau sisik nanas.
“Untuk mengetahui ikan mana yang sakit, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi mengunakan metilen blue atau acriflavine,. Apabila ada salah satu ikan cupang yang sakit harus segera dilakukan pemisahan pada ikan yng sakit dengan ikan yang tidak sakit.” jelasnya.
Fin root atau busuk sirip, sambung Darmawan, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya yaitu muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat.
“Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan,” tuturnya.
Selain itu, White spot atau ich disebabkan oleh parasit dari Protozoa yaitu (Ichtyopthirius multifilis). Gejalanya, tandasnya, yaitu muncul bintik-bintik putih pada badan ikan, sehingga menyebabkan ikan kurang aktif dalam bergerak, nafsu makan menurun, warna sirip pucat.
“Ikan sering bergerak cepat & menabrak dinding aquarium, seperti berusaha menggaruk badannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Pop Eye atau mata ikan membengkak disebabkan oleh bakteri. Gejalanya yaitu mata ikan mulai membengkak, pada tahap awal bermula dari satu mata, kemudian menyerang kedua mata ikan tersebut, ikan kurang aktif bergerak, nafsu makan berkurang terkadang tidak mau makan sama sekali, warna memucat.
Sedangkan Dropsy atau sisik nanas, sambungnya, memiliki gejala seperti perut ikan mulai membengkak, tidak bisa membuang kotoran, tahap awal mirip seperti sembelit, ikan jadi tidak aktif, nafsu makan berkurang seringkali tidak mau makan sama sekali, sirip menguncup, warna memucat.
“Apabila semakin parah, perut akan semakin membengkak dan berwarna kemerahan, sisik mulai terangkat dimulai dari perut sampai ke seluruh badan, sehingga ikan akan tampak seperti buah nanas,” jelas pemilik @bettaisun tersebut.
Pada akhir, Darmawan berpesan, dalam pengendalian penyakit ikan cupang, perlu dilakukan karantina ikan sakit serta selalu menjaga kuliatas media atau air dengan cara mengganti air ikan cupang secara periodic.
“Serta pemberian methylene blue, acriflavine, dan garam ikan pada air budidaya di bawah sinar matahari dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit ikan cupang,” tutupnya. (Yul)