JAKARTA, Beritalima.com– Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia memprediksi krisis akibat wabah pandemi virus Corona (Covid-19) bakal berlangsung lama dan tidak bakal selesai 2022, sesuai tahapan program pemberian vaksin.
Sebagai respon politik dan tanggungjawab sosial, kata Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Senin (25/1) pagi, pihaknya tidak bisa berdiam diri melihat situasi sulit masyarakat dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini.
Melalui Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Ekonomi Keluarga (Ekkel), Partai Gelora Indonesia menyiapkan berbagai program pemberdayaan dengan memunculkan usaha ekonomi baru berbasis ekonomi keluarga.
“Kita tidak tahu ada apakah perbaikan ekonomi setelah 2022, karena krisiis ini akan jauh lebih panjang dari sekedar tahapan berakhirnya vaksin 2022. Apa artinya, sebagian besar masyatrakat yang kategori ekonominya menengah ke bawah dan yang akan bekerja di sektor informal akan terus menghadapi kesulitan,” kata Mahfuz.
Hal ini disampaikan Mahfuz saat menutup Webinar Yespreneur Web Series #Day2 Traning Of Trainers (TOT) Pendampingan UMKM yang digelar bidang UMKM dan Ekkel Partai Gelora Indonesia. Webinar Yespreneur TOT UKM ini berlangsung Jumat dan Sabtu lalu.
Politisi senior ini mengapresiasi bidang UMKM&Ekkel Gelora Indonesia yang dipimpin Srie Wulandari. Coach Wulan sangat progresif dan bergerak lebih awal. Ini sebagai bukti komitmen politik dan kemasyarakatan Partai Gelora untuk tidak bisa berdiam diri melihat situasi krisis yang sedang dialami masyarakat.
“Jadi keikutsertaan dalam acara pendampingan UMKM ini punya makna strategis, tapi sekaligus menjadi pembuktian dari komitmen politik dan kenyataan sosial dan komitmeen kemasyarakatan kita (Partai Gelora, red) untuk tidak berdiam diri melihat situasi yang sedang dialami masyarakat,” kata Ketua Komisi I DPR RI 2004-2009 ini.
Menurut Mahfuz, wabah pandemi Covid-19 telah memunculkan geliat usaha baru, yakni usaha ekonomi berbasis keluarga. Namun, jika mengacu kepada peraturan perundang-undangan, usaha-usaha berbasis ekonomi keluarga belum diatur.
“Dalam era digital saat ini, rintisan-rintisan usaha berbasis ekonomi keluarga ini, geliat baru, fenomena baru pertumbuhan ekonomi. Ini harus mendapatkan perhatian penting, apalagai jika dikaitkan dengan pemilu mendatang,” kata Sekjen Partai Gelora ini.
Mahfuz menilai, keluarga adalah sumber penggalangan suara terdepan dalam Pemilu 2024 mendatang. Sebab, dalam situasi pandemi Covid-19 ada suatu pandangan bahwa partai politik akan mengalami kesulitan untuk ‘menjual’ programnya dalam menarik simpati masyarakat.
“Ada semacam kesulitan bagi partai politik untuk melakukan hard selling atau hard market. Kasarnya orang lagi susah jualan partai , siapa yang mau beli. Tetapi bagi Partai Gelora bukan berdiam diri, tidak bekerja, terperangkap atau tersandera dalam situasi si ini,” kata dia.
Apa yang dilakukan Partai Gelora saat ini, lanjut Mahfuz, adalah mencari empati masyarakat, dan bukan memaksakan kehendak dengan mengedepankan spirit pemberdayaan kepada masyarakat melalui berbagai cara pendekatan.
Pendekatan tersebut, bisa dilaukan melalui hulu dan hilir . Hulunya adalah para pelaku UMKM yang mmbutuhkan pemberdayaan dan advokasi. Hilirnya adalah keluarga yang kehilangan pekerjaan dengan memulai usaha baru ekonomi berbasis keluarga.
“Ini sesuatu menarik dan bisa menjadi terobosan. Kalau kita membantu advokasi dan mengedukasi UMKM sudah banyak pemainnya, sebagian berhasil dan sebagian tidak berhasil. Tetapi kalau kita bergerak di ruang terkecil keluarga, saya kira akan menjadi jembatan yang sangat baik dan efektifnya,” tegas dia.
Dikatakan, bidang UKM&Ekkel bisa bersinergi dengan bidang-bidang lainnya untuk melakukan pendekatan ke keluarga. Bidang UMKM&Ekkel bisa melalui pintu masuk melului ekonomi keluargaa, sementara bidang lain bisa melalui pintu masuk perempuan, kesehatan dan agama.
“Sering kali untuk meleembutkan hati seseorang tidak dengan nasiehat agama, tapi dengan pelayanan. Kita bisa bantu ekonomi, bukan finansialnya, kita beri knowledge dan skill dan mereka bisa keluar dari krisis.Mereka akan merasa dilayani, dan hikmah semacarm ini akan menciptakan ikatan hati,” kata dia.
Mahfuz menegaskan, para pendamping UMKM Partai Geelora bisa menjadi informal leader. Saat ini masyarakat kehilangan panutan dan lebih percaya media sosial (medsos) yang menjadi rujukan informasi dan menajdi patron dalam bertindak.
“Kita kehilangan informal leadel dari lurah, camat, polisi, menteri, bahkan presidennya juga tidak dipercaya, semua kehilangan wibawa dan teladan. Ada sosial distrust, nah para pendamping ini bisa menjadi informal leader dan panutan di tengah masyarakat.”
Menanggapi hal ini, Wulan mengatakan, telah mendapatkan wawasan baru bahwa pendamping UMKM bisa berperan sebagai informal leader, yang akan membawa dampak luar biasa bagi Yes preneur dan Partai Gelora.
“Kita mendapatkan insight (wawasan, red), pendamping bisa berperan sebagai informal leader. Impactnya akan luar bisa buat Yes preneur sendiri dan secara garis besarnya buat Partai Gelora,” kata Wulan.
Sesuai pesan Wakil Ketua Ukum Partai Gelora Fahri Hamzah, kata Wulan, pengurus UMKM dan Ekkel untuk terus membaca dan menimba ilmu mlalui webinar-webinar yang diselengggarakan. Sehingga memiliki wawasan dan ketika terjun ke masyarakat akan teruji dan percara diri.
“Apa yang disampaikan Pak Sekjen (Mahfuz Sidik, Sekjen Partai Gelora, red) menjadi spriit untuk menjadikan pendamping sebagai informal leader dalam tatanan masyarakat dan keluarga,” demikian Srie Wulandari. (akhir)