TRENGGALEK, beritalima.com –
Tiap Tanggal 1 Juni, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 di peringati sebagai hari lahir Pancasila. Sebagaimana Tahun 2023 kali ini, Pancasila telah memasuki usianya yang Ke-78. Demi mengimplementasikan semangat Pancasila secara berkelanjutan, Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Trenggalek pun menggelar agenda penggemblengan para kadernya.
Perempuan-perempuan tersebut (kader-kader PKK) di edukasi dengan pemahaman yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dalam setiap pergerakannya. Sehingga, dalam tiap perjuangan mereka selalu mengalir spirit Pancasila. Satu diantaranya, semangat untuk menekan angka stunting di Kabupaten Trenggalek.
Mengambil lokasi di taman Agro Park Trenggalek, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini bersama tim mengundang sekitar 110 orang Kader perempuan. Nilai-nilai Pancasila dijadikan rujukan sekaligus sebagai penyemangat untuk memerangi stunting serta kemiskinan. Sebab, secara substansial Pancasila sendiri dengan tegas menolak segala bentuk penindasan maupun kemiskinan yang salah satunya stunting.
“Saat ini langkah intervensi penanganan stunting sudah dilakukan dari berbagai sektor, mulai dari pendidikan sampai pendampingan diberbagai lintas sektor yang semua mengampu pendekatan pada penekanan stunting,” ungkap Novita Hardini, Jumat, 2 Juni 2023.
Dirinya juga menjelaskan, dalam Pancasila secara lugas menunjukkan ketidak setujuan atas segala bentuk penindasan dan praktik yang menyebabkan segala bentuk kemiskinan. Sedangkan stunting, berhubungan erat dengan faktor kemiskinan. “Sehingga, kalau kita membicarakan Pancasila secara utuh maka perjuangan nyata saat ini adalah melawan segala bentuk kemiskinan yang ada. Dan kita dimulai dari kesehatan,” ujarnya.
Istri Bupati Trenggalek itu juga menambahkan, sesuai data terbaru per-Bulan Mei 2023 untuk hasil penanganan stunting di Trenggalek sudah tinggal 6,7%. Angka ini bisa dijadikan salah satu indikator bahwa apa yang dilakukan pemerintah beserta seluruh kader dinilai berhasil. Pun begitu, meski angka stunting berangsur turun akan tetapi stunting itu masih ada. Sehingga kebersamaan dan gotong royong seluruh stakeholder terkait perlu ditingkatkan. Saat ini, langkah intervensi penanganan sudah dilakukan dari berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga pendampingan lintas sektoral yang kesemuanya bermuara pada pendekatan dalam menekan stunting.
“Selain itu, masih banyak peran yang bisa distimulasi untuk bisa memberi kontribusi dalam penekanan stunting dan mendampingi keluarga di Trenggalek untuk memberikan pola asuh yang baik,” tandas Novita.(her)