KUDUS – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, sejumlah peserta didik (santri) MA. NU. Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus yang merupakan perngurus PP / OSIS serta pegiat literasi, menziarahi makam RMP. Sosrokartono.
Ziarah ke makam salah satu guru Presiden RI pertama, Ir. Soekarno itu dilakukan pada Kamis (8/11/2018) sore lalu, dipimpin langsung oleh Ketua PP / OSIS MA. NU. TBS Kudus, M. Ulin Nuha. Pada kesempatan itu, para santri TBS membaca tahlil dan kalimat thayyibah dipimpin oleh Bisri.
‘’Ini sebagai bentuk penghormatan para santri TBS terhadap kiprah intelektual dan perjuangan RMP. Sosrokartono,’’ ujar Ketua PP / OSIS MA. NU. TBS Kudus usai berziarah. ‘’RMP. Sosrokartono adalah tokoh besar yang mesti menjadi teladan generasi sekarang. Selain itu, RMP. Sosrokartono merupakan kakak dari RA. Kartini,’’ lanjutnya.
Sunarto, juru kunci makam RMP. Sosrokartono, mengutarakan, kakak kandung RA. Kartini itu, adalah tokoh yang penuh keteladanan. ‘’Eyang Sosrokartono itu tokoh yang mengajarkan, agar seseorang, dalam tindakannya itu sesuai dengan apa yang diucapkan dan lakukan,’’ katanya.
Dikatakannya, Sosrokartono adalah salah satu tokoh yang cinta akan ilmu, yang dibuktikan dengan diraihnya gelar kesarjanaan (Drs.) diperoleh dari Leiden Belanda, pada masa perjuangan dulu.
‘’Eyang Sosrokartono juga ahli bahasa. Beliau menguasai 36 bahasa, yang terdiri atas 26 bahasa internasional dan 10 bahasa lokal. Namun beliau itu orang yang selalu bersikap santun dan tidak mau dilebih-lebihkan,’’ tuturnya saat menerima santri TBS di kompleks makam Sedo Mukti, di mana RMP. Sosrokartono dikebumikan.
Sementara itu, KH. Nur Khamim Lc. PgD mewakili kepala MA. NU. TBS, KH. Musthofa Imron S.HI, mengemukakan, 10 November adalah Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia. ‘’Hari Pahlawan ini untuk memperingati perjuangan pahlawan bangsa dalam merebut, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI,’’ katanya.
Dikemukakannya, para pejuang dalam usahanya merebut dan mempertahankan kemerdekaan, sangatlah berat. ‘’Alhamdulillah, berkat ridlo dan fadlal dari Allah Swt., berbekal bambu runcing sebagai senjata, Indonesia mampu merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI dalam melawan penjajah yang memiliki peralatan perang yang sudah modern,’’ tuturnya.
Maka pada momentum Hari Pahlawan ini, KH. Nur Khamim mengajak kepada semua santri TBS dan masyarakat secara umum, mendoakan arwah para pahlawan yang berjuang dalam merebut, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. ‘’Semoga para pahlawan bangsa mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt,’’ katanya. (*)