WONOSOBO, beritalima.com | Setelah hidup di Lampung selama 35 tahun lebih Tuminem memutuskan kembali pulang ke Wonosobo tanpa membawa begal hanya modal keberanian dan dibantu oleh orang – orang yang peduli dengan sosial.
Diungkapkan nenek yang berusia 80 tahun ini, beberapa tahun lalu dirinya bersama anak kandungnya pergi ke Lampung. Setelah sekian lama hidup di sana ia dan anaknya memiliki masalah.
“Akhirnya saya memutuskan tinggal di rumah anak angkat.” Jelasnya.
Klaimnya, selama 30 tahun lebih nenek ini bekerja sebagai buruh cuci baju dan pencari rongsok. Sementara penghasilannya selalu diambil anak angkatnya sehingga dirinya tidak pernah menikmati hasilya. Bahkan tidur pun tidak di dalam rumah melainkan di luar rumah, itu pun di emperan tetangga.
“Saya merasa hidupnya terlantar karena disia – sia hingga tidak kuat, akhirnya memutuskan pulang ke Wonosobo. Sebelum pulang ke ke sini saya membeli handphone untuk menghubungi keluarga yang ada di desa Rejosari Kecamatan Kalikajar, tapi hp tersebut termasuk alamat keluarga di Wonosobo dirusak oleh anak angkat saya mas. “Jelasnya Selasa (1/10).
Di jalan, lanjutnya, dia ditolong oleh seseorang dengan mengantarkannya ke agen bus dan tiket bus jurusan Lampung – Wonosobo pun dibelikannya.
Sementara itu driver bus yang ditumpangi Tuminem mengatakan bahwa ia diberi tanggung jawab oleh agen bus, untuk mengantarkan hingga sampai tujuan.
“Selama perjalanan ibu tersebut waktu ditanya sudah makan atau belum, dia menjawab sudah 2 hari belum makan. Ini yang membuat trenyuh” Ujar Fajar.
Sementara itu, salah satu penggiat sosial PSW yang melihat postingan mengenai adanya nenek yang berusia 80 tahun yang dalam perjalanan pulang ke Wonosobo dengan tiket dibelikan oleh seseorang ikut empati.
“Baca postingan di grup kemudian saya hubungi sopir bus lewat whatsapp dan stanby di terminal dari pukul 7 pagi dan baru sampai di terminal Mendolo sekira pukul 13.00 Wib.” Rudi Rudal. “Kemudian bersama-sama kami antarkan ke pihak keluarga yang ada di desa Rejosari kecamatan Kalikajar.” Imbuh sopir taksi ini.
Pihak keluarga melihat kedatangan Tuminem pun merasa gembira dan mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah menolong nenek ini.
“Terima kasih atas pertolongannya yang telah peduli terhadap kakak kandung saya.” Ucap Haryati. (Budi)