Perkuat Hubungan RI-AS, Anis: Kedua Negara Bisa Tingkatkan Kerjasama Keamanan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta menegaskan, pandemi Covid-19 membuat tatanan global saat ini sudah tidak bekerja efektif dan banyak kontra produktif, sehingga diperlukan untuk melakukan penataan ulang sistemnya.

“Kita sedang mencari tatatan dunia baru masa yang akan datang. Pandemi ini dampaknya panjang dan destruktif bagi ekonomi dan saya akan menjadi krisis sosial di berbagai negara,” kata Anis dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, pekan ini.

Anis menilai tatanan global saat ini diciptakan para pemenang dunia kedua, sementara sekarang tak dalam situasi perang sehingga sistemnya sudah tidak tepat dan efektif lagi untuk dilanjutkan.

“Sekarang lebih ke soal isu lingkungan, kesehatan dan energi terbarukan. Ada titik temu, kesadaran untuk menjadi sejahtera bersama secara ekonomi. Dengan mobilitas global yang tinggi, kita membutuhkan kebijakan dan peradaban baru,” kata dia.

Menurut Anis, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bisa menjadi momentum Indonesia meningkatkan hubungan kedua negara. “Fondasinya sudah ada dan sekarang ada nuansa baru hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Kita memasuki hubungan baru multilateral,” kata dia.

Perlunya hubungan multirateral ini, lanjut Anis, telah disadari Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden sebagai Presiden dimana AS tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal global karena membutuhkan negara lain.

“Ini kesempatan buat Indonesia, karena punya dua aset utama sebagai modal kekayaan global, yakni menjadi kekuatan utama ASEAN dan jumlah Umat Islam terbesar di dunia,” ungkap dia.

Anis menegaskan, orientasi hubungan Partai Demokrat AS sejak dulu ke Asia. Karena itu, ide Trans Pacific Partnership (TPP) yang dirintis Presiden Barack Obama perlu dilanjutkan. “Kalau AS ingin memperkuat hubungan dengan Indonesia, pada patnership ini. Bisa meningkatkan kerjasama keamanan regional di kawasan (Asia Pacific, red),” kata dia.

Jika kawasan itu aman dan jauh dari konflik, ekonominya akan tumbuh. Disamping itu, perubahan politik di Indonesia juga relatif bagus, sehingga memungkinkan Indonesia menjadi leadership atau pemimpin global. “Saya kira fondasi menjadi kekuatan global di masa mendatang untuk Indonesia sudah ada. Memungkinkan menjadi leadership kedepannya,” kata Anis.

Dia berharap Indonesia-AS duduk bersama membahas tatanan dunia baru. Dalam pembicaraan itu, Indonesia bisa menjadi representasi dari Dunia Islam, karena jumlah Umat Islamnya terbesar di dunia. “Indonesia dengan barat pertemannya pada simpul agama samawi sehingga simpulnya jauh lebih dekat daripada perbedaannya,” kata Anis.

Mantan diplomat AS, Stanley Harsha menilai, Indonesia adalah mitra strategis AS. Mau atau tidak, AS harus bekerjasama dengan negara lain, tidak bisa melakukan sendiri seperti sebelumnya.

“Joe Biden berupaya mengembalikan Amerika ke gelanggang lagi, tapi tidak bisa melakukan sendiri harus bekerja sama dengan negara lain. Dan menggandeng Indonesia dipandang sebagai mitra strategis,” kata Stanley Harsha. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait