beritalima.com | Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat di dunia. Banyak negara yang berpendidikan tinggi dan baik, seperti negara maju yaitu Jepang, China dan Finlandia. Disamping itu juga banyak negara yang berpendidikan rendah salah satunya adalah negara Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi penanggungjawab pendidikan di Indonesia. Warga di Indonesia wajib melaksanakan atau mengikuti program belajar minimal selama 12 tahun. Pendidikan di Indonesia ada beberapa jenjang yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas / Kejuruan serta Pendidikan Tinggi.
Kurikulum Pendidikan di Indonesia sangat rumit untuk diterapkan. Hal ini karena setiap pergantian Menteri Pendidikan selalu mengubah Kurikulum Pendidikan. Hal ini juga dapat membingungkan murid-murid dan guru-guru di Indonesia. Seorang guru akan kebingungan jika kurikulum selalu berubah, karena kemungkinan besar akan membuat Rancangan Pembelajaran atau yang lebih di kenal RPP yang selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun.
Pada masa kepemimpinannya yang ke 2, Presiden Ir. Joko Widodo mengangkat Nadiem Makarim yang dulunya seorang CEO ojek online yaitu, Gojek, yang saat ini diangkat menjadi seorang Menteri Pendidikan di Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju jilid 2, yaitu tahun 2019-2024.
Pada saat mengadakan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, beberapa organisasi profesi guru memiliki usulan yang agak aneh yaitu penghapusan pelajaran Bahasa Inggris di jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Ikatan Guru Indonesia mengusulkan bahwa Pendidikan Bahasa Inggris akan di hapus dari mata pelajaran pada jenjang SMP dan SMA. Di samping itu, Nadiem Makarim juga bakal memangkas mata pelajaran di jenjang SD yang akan menjadi 5 mata pelajaran saja.
Ada bagusnya apabila di SD, Bahasa Inggris juga diwajibkan. Selama ini Bahasa Inggris di SD masih bersifat muatan lokal dan bersifat opsional. Kondisi demikian masih diperparah dengan pengajarnya yang bukan sarjana pendidikan Bahasa Inggris. Banyak dijumpai bahwa guru Bahasa Inggris di SD-SD adalah guru umum yang sedikit mengerti Bahasa Inggris. Maka siapa lagi kalau bukan guru tersebut yang mengajar, dengan kata lain asal tunjuk dan asal mau. Maka saat ini sebaiknya guru Bahasa Inggris di SD adalah sarjana pendidikan Bahasa Inggris.
Bagi kami sulit memahami cara berpikir IGI ini karena Bahasa Inggris adalah muatan kurikulum yang tergolong wajib, artinya penguasaan Bahasa Inggris sangat mutlak bagi lulusan sekolah di berbagai tingkatan dan IGI menganggap Pelajaran bahasa Inggris selesai di jenjang sekolah dasar (SD). Hal ini menurut saya sulit diwujudkan, untuk tidak mengatakan mustahil.
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Sebagai bahasa internasional, Bahasa Inggris menjadi strategis bagi bangsa-bangsa di dunia. Meninggalkan bahasa Inggris, maksudnya tidak mau mempelajarinya, sama saja dengan mengucilkan diri dari pergaulan internasional. Dapat dibayangkan betapa tertinggalnya kelak Bangsa Indonesia bila sekarang berhenti mempelajari Bahasa Inggris.
Di era saat ini Bahasa Inggris sangat di perlukan. Tidak hanya pelajar saja yang membutuhkan Bahasa Inggris, bahkan orang dewasapun ingin belajar Bahasa Inggris. Itulah yang membuktikan bahwa pentingnya Bahasa Inggris. Tentu kami tidak setuju jika itu akan dihapuskan.
Pendidikan Luar Sekolah atau Lembaga Kursus dan Pelatihan saat ini sudah sangat marak ada dimana-mana. Khususnya di kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sangat banyak tempat kursus Bahasa Inggris. Disana kita bisa belajar banyak Bahasa Inggris.
Seandainya Pendidikan Bahasa Inggris akan dihapuskan bagaimana dengan pelajar dan mahasiswa saat ini? Apakah mereka akan merasa sangat senang? Kemungkinan banyak siswa yang minim Bahasa Inggris tidak setuju jika Pendidikan Bahasa Inggris dihapuskan karena kita sebagai siswa mendapatkan modal ilmu Bahasa Inggris itu di mulai sejak dari SD, bahkan ada yang di mulai dari TK yang hanya belajar berhitung dalam bahasa Inggris dan menghafal warna dalam bahasa Inggris. Di samping itu, banyak murid-murid yang tidak suka dengan Bahasa Inggris karena menurut mereka Bahasa Inggris itu sulit.
Semoga hal ini hanyalah wacana. Kami sebagai pelajar dan mahasiswa sangat tidak setuju jika Pendidikan Bahasa Inggris benar-benar dihapuskan dari mata pelajaran. Karena Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional dan bahasa yang sangat penting untuk di gunakan dalam dunia.
Penulis : Junda Alwafi Marzuki, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.