SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melaunching aplikasi Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo (Peken) Surabaya pada Minggu, 31 Oktober 2021. Aplikasi belanja online ini, sudah bisa diakses oleh masyarakat untuk memilih produk-produk berkualitas karya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Pahlawan.
Kepala Diskominfo Kota Surabaya, M. Fikser mengatakan aplikasi ini nantinya bisa diakses oleh masyarakat umum. Aplikasi web mobile tersebut dapat diinstal di handphone berbasis android dan memiliki beberapa fitur di dalamnya.
Fikser melanjutkan, fitur yang pertama adalah Toko Kelontong. Dalam fitur ini, masyarakat dapat memilih berbagai kebutuhan pokok mulai beras, gula, minyak dan lain sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah fitur UMKM, di dalam fitur ini ada beberapa pilihan produk. Antara lain berupa kraf, fashion dan kuliner.
“Jadi masyarakat tinggal pilih saja. Karena ini kan seperti market place pada umumnya, tinggal pilih sesuai kebutuhan, klik masukkan ke keranjang, konfirmasi ke penjual, setelah itu pembeli tranfer,” kata Fikser, Jumat (29/10/2021).
Fikser lebih detail menjelaskan, yang membuat beda Peken Surabaya dengan aplikas toko daring lainnya yaitu tidak ada bank penengah antara penjual dan pembeli. Tidak adanya bank penengah tersebut, penjual dan pembeli akan merasa lebih aman dan nyaman ketika transaksi. Selain itu, cara ini berguna untuk meminimalisir terjadinya salah transfer.
“Pemerintah sebagai penengah kalau ada trobel-trobel di level bawah, kita yang selesaikan. Maka dari itu, supaya orang merasa aman dan nyaman ketika transaksi, kita lakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap toko yang akan mendaftarkan diri di Peken Surabaya,” jelas Fikser.
Masih soal transaksi, Fikser melanjutkan, pada aplikasi ini juga disediakan fitur pembayaran QR code untuk seluruh perbankan yang ada. Selain itu, setiap transaksi juga akan mendapatkan report laporan yang nantinya digunakan untuk bahan evaluasi pegiat UMKM.
“Nanti bakal ketahuan UMKM mana saja yang perlu mendapat pembinaan bagi yang pasarnya kurang. Itu nantinya akan dapat intervensi dari pemerintah, seperti membantu manajemen keuangannya dan bantu pemasaran juga. Jadi ada semacam bintang untuk penilaian produknya dari customer, diharapkan ada untungnya bagi UMKM yang bergabung,” ujarnya.
Aplikasi ini rencananya dilaunching bersamaan dengan event Surabaya Fashion Week (SFW) pada 31 Oktober 2021 mendatang di Grand City Mal, Surabaya. Pada event ini terdapat pula aneka produk UMKM asal Kota Surabaya yang dipamerkan. Sementara itu, bagi pegiat UMKM yang ingin mendaftarkan brand-nya di Peken Surabaya, akan dibantu proses verifikasi oleh Disperindag Kota Surabaya.
Fikser menambahkan, aplikasi Peken Surabaya diharapkan bukan sekadar memudahkan masyarakat dan UMKM Surabaya. Akan tetapi juga memudahkan wisatawan yang datang ke kota ini ketika akan membeli oleh-oleh. “Nah wisatawan sekarang lebih mudah kalau cari oleh-oleh, makanan khas Suroboyo itu cari di mana sih? Ya tinggal akses Peken Surabaya ini,” katanya.
Di dalam aplikasi ini, Fikser menambahkan, sebelum Peken Surabaya dilaunching sudah ada 230 Toko Kelontong sudah menghasilkan transaksi senilai Rp 2,3 miliar. Sedangkan per hari ini meningkat menjadi Rp 2,4 miliar transaksi hasil dari pemberdayaan Toko Kelontong dan UMKM.
“Saat ini yang telah tergabung totalnya menjadi 277 Toko Kelontong dan UMKM. Saya harap bukan hanya 277 ini, siapa saja masyarakat Surabaya bisa mendaftarkan diri untuk memasarkan produknya,” pungkasnya. (*)