Pernah Tegas Singgung Judi Online, Lia Istifhama Pun Jadi Korban Hacker, Libatkan Akun Donasi Luar Negeri?

  • Whatsapp

SURABAYA. beritalima.com – Pernah Tegas Singgung Judi Online, Akun Google Lia Istifhama ‘Mulus’ Muteri Dua Benua

Babak Baru Peretasan Akun Google, Anggota DPD RI Terpilih Ini Bongkar Mulusnya Muteri ‘Dua Benua’

Siapa sangka, gencarnya menyuarakan gagasan memiliki rentetan panjang. Lia Istifhama misalnya. Politisi cantik yang semula dikenal sebagai aktivis sosial yang tegas dan lantang mempertanyakan gencarnya judi online bahkan menyebut problem kemiskinan kultural sebagai penyebabnya, kini harus menelan pil pahit sebagai korban hacker.

Adalah akun google resminya, liaistifhama@gmail.com , yang mengalami peretasan pada 20 Juni 2024, bersamaan dengan diretas atau dibobolnya Pusat Data Nasional (PDN) lewat serangan Ransomware.

“Iya, akun Google pribadi saya diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024. Malam itu, tiba-tiba akun Google sudah log out dari perangkat HP padahal ada autentifikasi dua faktor. Sehingga jikalau saya tidak menekan ‘Iya, izinkan itu saya’, seharusnya kan gagal login. Tapi ternyata ini berhasil tanpa ada permitted atau izin dari saya.”

“Dan hacker ini memang canggih sekali. Terbukti ia bisa mengubah autentifikasi dua faktor yang seharusnya muncul di perangkat HP menjadi via NFC dan USB. Tentu, ia sudah mengubah sandi, mengubah nomer telpon dan email pemulihan. Lokasi hacker masuk ke akun google saya pun berpindah-pindah, dari yang semula di India, Asia Selatan, saat pertama meretas, beberapa hari kemudian sudah pindah di Thailand, Asia Tenggara,” terangnya, 29/6/24.

Bukan ning Lia, sapaan akrab anggota DPD RI terpilih tersebut, jika berdiam diri saat menjadi korban hacker.

“Begitu tahu akun tersebut diretas, saya melakukan banyak upaya untuk memiliki akses log-in kembali. Saya juga sudah mencari info dari banyak teman yang ahli IT namun semuanya angkat tangan karena case ini dipandang unik, rumit, bahkan baru bagi mereka.”

“Oleh sebab itu, saya tanggal 24 Juni pun mengunjungi kantor Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place Jakarta pada 24/6/2024. Namun hasilnya nihil karena pihak sekuritas menyampaikan Google Indonesia hanya terkait marketing sedangkan persoalan legal ataupun peretasan, kewenangan kantor pusat di Singapura. Saya hanya mendapatkan informasi untuk mengirimkan email ke reception-id@google.com tapi tidak pernah ada respon hingga saat ini.”

Menariknya, lebih dari sepekan akun googlenya dikendalikan hacker, channel youtube Lia Istifhama pun tiba-tiba memposting short video pembukaan donasi.

“Pagi tadi sekitar pukul 07.50 WIB, tiba-tiba channel youtube saya memposting sebuah donasi yang menyertakan link https://www.donationalerts.com/r/lifeanimal . Setelah saya cek, link tersebut beralamat di Belanda, yaitu Prof. J.H. Bavincklaan 7, Amstelveen, 1183 AT, the Netherlands.”

Dari lokasi link donasi tersebut, alhasil akun google anggoa DPD RI terpilih Jatim itu sukses keliling dua benua, yaitu Asia hingga Eropa.

“Dari pengalaman saya, kita pun ditunjukkan bahwa akun google bisa sakti jalan-jalan muteri dunia, minimal dua benua, dalam waktu singkat,” ucapnya.

Berangkat dari pengalamannya itulah, ning Lia pun berharap ada tindak lanjut dari RUU Pelindungan Data Pribadi (PDP)

“Saya berharap ada follow up RUU PDP sebagai bentuk jaminan Keamanan Siber warga negara Indonesia. Pengalaman yang saya alami ini menunjukkan bahwa ini bukan hiperbola ini bukan imajinatif, tapi ini memang terjadi. Karena saya sendiri tidak diam diri saat mengalami kejahatan siber, namun hasilnya nihil.”

“Yang saya alami sangat bisa dialami oleh siapapun, dan bagaimana jika mereka telat menyadari sehingga bukan hanya data yang diretas tapi uang mereka? Sedangkan data maupun akses keuangan yang selama ini perputarannya melalui dunia digital, itu disusunnya kan dengan ikhtiar panjang seseorang. Hasil kerja keras dan akun google ini kan tempat yang dipercaya untuk menyimpan apapun yang bersifat pribadi. Tapi bisa selemah ini bentengnya.”

“Jadi mau tidak mau RUU Pelindungan Data Pribadi (PDP) adalah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban. Adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi administrasi atau pidana terhadap pengendali/prosesor data yang lalai dalam mengelola data masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan publik bahwa data mereka dijaga dengan baik. Sebaliknya, tanpa ada sanksi, masyarakat bisa apa?”, pungkas senator terpilih asal Jawa Timur itu.

Sebagai tambahan informasi, perempuan ayu itu memang berulang kali jadi santapan cyber crime semenjak ditetapkan sebagai anggota DPD RI Jatim (Jawa Timur). Mulai dari pemblokiran halaman Wikipedia Lia Istifhama dan semua akun Wikipedia yang pernah menulis di halaman tersebut, terblokirnya nomer Whatsapp pribadi, shadow blokir akun Instagram pribadi dan relawan, hingga terkini, akun google pribadi dan relawan.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait