Oleh: Wibisono.
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk membuat vaksin atau obat untuk penanggulangan virus Covid-19, tapi akhir akhir ini kita dipertontonkan ketidak konsistenan atas pernyataan beberapa pejabat dalam hal produksi vaksin.
Saya amati dan terus memonitor langkah kongkrit pemerintah dalam mengatasi pandemi virus ini, dari mulai penerapan PSBB hatrick (3 kali perpanjangan) bahkan sekarang PSBB Transisi di DKI jakarta telah diperpanjang lagi 14 hari kedepan dan penerapan “New Normal” pun nampaknya gagal, ini sesuai prediksi para pakar dan ahli dari lokal dan luar negeri bahwa semua akan gagal apabila masyarakat tidak disiplin dalam mentaati peraturan PSBB untuk tetap sosial distancing (jaga jarak) dan memakai masker, akhir akhir ini masyarakat beraktivitas kembali seperti tidak ada apa apa, ini bahaya!.
Beberapa negarapun telah gagal menerapkan aturan “New Normal” seperti di China, Korea,Italia dan AS, dan mereka saat ini melakukan lockdown kembali, Indonesiapun sekarang memasuki fase gelombang kedua pandemi virus corona, yang menurut para pakar virus sudah bermutasi 10 kali lipat dari virus yang pertama di Wuhan China, beberapa wilayah seperti di jawatimur dan kota surabaya sudah memasuki zona hitam, dan secara nasional kurva pasien positive mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Pemerintah Indonesia telah mengumumkan akan memproduksi vaksin corona, PT.Bio Farma (Persero) selaku induk holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi menggandeng China untuk mengembangkan vaksin virus Corona (COVID-19) di dalam negeri. Saat ini perseroan sudah melakukan koordinasi dengan salah satu lembaga di Negeri Tirai Bambu, yaitu Sinovac. Menurut paparan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, lembaga tersebut menyambut baik dan sedang menyusun skema kolaborasi, pernyataan ini dilakukan saat rapat dengat pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI secara virtual selasa (21/4/2020).
Sementara itu tidak berselang lama Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Indonesia melalui PT.Bio Farma telah terlibat dan bekerja sama dengan Melinda Gates melalui Gates Foundation untuk membuat vaksin virus corona atau covid-19. Pernyataan Sri Mulyani diungkapkan saat dalam acara Town Hall Meeting lintas pegawai Kemenkeu yang disiarkan secara langsung pada akun YouTube Kementerian Keuangan, Jumat (19/6/2020).
Sri Mulyani bilang, apabila vaksin itu bisa diproduksi secara cepat, kemungkinan ekonomi bisa dipulihkan dengan cepat. Namun apabila vaksin lama diproduksinya, maka pemulihan ekonomi juga pasti akan berjalan lebih lama.
Selanjutnya kita juga dikagetkan lagi berita tentang pernyataan Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, bahwa Pemerintah Indonesia melalui PT.Bio Farma (Persero) dalam waktu dekat akan memproduksi vaksin Covid-19. Saat ini, Pemerintah RI dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) dengan serius mengembangkan vaksin Covid-19.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo agar produksi dari vaksin tersebut bisa dilakukan di Indonesia. Di sisi lain, gayung pun bersambut di mana Putra Mahkota Uni Emirat Arab Mohammad Bin Zayed Al Nahyan meminta agar Indonesia merupakan negara pertama yang bekerja sama dengan mereka dalam memproduksi vaksin Covid-19.
Dia mengaku sudah lalukan video call ketiga kalinya dengan Abu Dhabi. Mereka bekerjasama dengan Tiongkok sudah menemukan pada tahap ketiga vaksin Covid-19. Dengan kata lain, Indonesia didorong jadi produsen vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh riset Abu Dhabi dan Tiongkok. Finalnya itu akan diadakan di Indonesia dan bisa langsung produksi,” ujarnya dalam wawancara dengan awak media di Media Holdings, di kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jakarta, Selasa (30/6/2020).
Alamak….kalo kita simak dari pernyataan pernyataan pernyataan diatas, kelihatan pemerinyah Indonesia lagi panik dan Galau, tujuannya untuk membuat masyarakat tenang dan memberi harapan, tapi justru sebaliknya, masyarakat semakin was was dan menunggu dengan cemas dan penuh ketidakpastian, lalu langkah mana yang paling kongkrit untuk produksi vaksin di indonesia?, apa gandeng China?, apa gandeng Bill Gates?, atau gandeng UEA?, berita ini harusnya bisa dijelaskan oleh pemerintah dengan tepat kepublik, agar tidak ada kesan para pejabat atau lembaga negara itu jalan sendiri sendiri, belum lagi beberapa waktu yang lalu telah dirilis oleh BIN dan Universitas Unair akan meriset dan memproduksi massal vaksin corona, belum Lagi lemanga BPPT, dan lembaga lain.
Saya berharap pemerintah harus konsisten dalam mengumumkan pernyataan tentang produksi vaksin ini, dan merilis ke publik harus lebih hati hati, karena seluruh duniapun akan menilai tentang keseriusan Indonesia dalam penganggulangan Pandemi ini, apalagi sekarang Indonesia dituding sebagai Epicentrum baru penyebaran virus covid-19 ini.
Terakhir, pemerintah juga harus mengakomodir temuan temun obat herbal yang berkembang di masyarakat, jangan meremehkan obat herbal, dan beri mereka ruang-kesempatan untuk meriset hasil temuan mereka, terbukti di China 92 % penyembuhan pasien positive corona telah berhasil menggunakan obat tradisional (herbal) mereka.
(Penulis: Pengamat kebijakan publik, Pembina LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara)