BANYUWANGI, beritalima.com – Budidaya buah Naga telah menjadi salah satu primadona bagi para petani buah di Indonesia karena komoditas buah naga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dalam kesempatan tersebut Personel Koramil 0825/11 Pesanggaran mengikuti kegiatan workshop *”Model Agribisnis Buah Naga dan Jeruk Berbuah Terus Menerus Tanpa Musim Tanpa Pestiside”* yang dipusatkan di Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pesanggaran, Rabu, 14/11/2018
Kegiatan worshop yang dilaksanakan tersebut di selenggarakan oleh Yayasan Investasi Sosial Indonesia (ISI) yang bersekretariat di Jl. Safari 2, Dusun Pakunden Rt.04, Rw.09 Desa Purwokerto Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, yang di hadiri peserta workshop dari Kelompok Tani Desa Sumberagung sekitar 50 orang peserta.
Suratidjo Koordinator BPP Pesanggaran dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengurus Tani yang bergabung di gapoktan sudah bagus, dan program dari PT BSI ini sangat membantu untuk kemanfaatan dalam bertani, bahwa jumlah lahan di Kecamatan Pesanggaran 2.700 Ha sudah banyak beralih fungsi ke holtikultural, sekitar 800-900 ha lahan untuk pajale, selebihnya ditanami produk buah naga dan buah jeruk,”tuturnya.
Dalam kegiatan worshop tersebut nara sumber yaitu Abdul Wahab dari Team Yayasan ISI dalam sambutannya menyampaikan,”Bahwa sekarang petani buah naga sudah mulai mengeluh tentang tidak sinkron harga buah naga dengan biaya bayar lampu/listrik, sudah banyak buah yang di pasang lampu sudah tidak mau berbuah, sedangkan bayar lampu harus setiap bulan bayar, terkait masalah di karenakan bahwa buah naga tidak mau berbuah dikarenakan bukan hama tetapi perubahan iklim yang ada di wilayah, sehingga petani berlomba-lomba dalam pemasangan lampu yang dilahan buah naga, masalah pertanian bukan hanya terjadi di Indonesia tapi petani di seluruh dunia dengan peralatan canggih pun juga mengalami perubahan iklim sampai 70% turun hasil pertanian dengan pola hujan dan panas yabg sulit di prediksi serta tanaman sudah tidak lagi berbuah pada waktu normal,”tuturnya
Senada dengan nara sumber, Prof. Herman Team Ahli juga menyampaikan,” Bahwa buah naga di banyuwangi terbesar di indonesia, daerah-daerah lain kalau dikumpulkan masih kalah dengan banyuwangi tetapi kalah inovatif dengan daerah lain seperti makasar yang sudah berinovatif dengan bahan dasar buah naga dari banyuwangi, Petani harus berinovasi bagaimana kedepannya bahwa buah naga bisa diterima di pasar industri, kami akan menjadwalkan ada pertemuan lagi untuk mengatasi problem yang di alamani petani,”tuturnya.
Sementara itu Danramil 0825/11 Pesanggaran Kapten Arm Sutoyo, SH saat dikomfirmasi mewakili Dandim 0825 Banyuwangi menuturkan,” Melalui Workshop Model Agrobisnis Buah Naga dan Jeruk Berbuah Terus Menerus Tanpa Musim Tanpa Pestiside ini diharapkan kepada para petani nantinya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, menanam buah naga cukup mudah. Tak hanya itu saja, produksi buah naga selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dapat di ekspor ke luar negeri.
dalam hal ini Koramil 0825/11 Pesanggaran melalui Babinsa bekerja sama dengan petugas penyuluh pertanian mensosialisasikan dan memberikan cara budi daya buah naga ini kepada kelompok tani dan masyarakat setempat dengan tujuan dapat memperbaiki ekonomi masyarakat sekitar,tuturnya.
Kegiatan workshop Model Agribisnis Buah Naga dan Jeruk Berbuah Terus Menerus Tanpa Musim Tanpa Pestiside tersebut selain dihadiri oleh Prof. Herman Team Ahli dari Yayasan ISI, Abdul Wahab Team Yayasan ISI juga dihadiri oleh Drs. Sunarto Sekcam Kecamatan Pesanggaran, Bripka Yudi Sugiarto Babhinkamtibmas Desa Sumberagung mewakili Kapolsek Pesanggaran, Serda Dwi Hariyanto Babinsa Desa Sumberagung mewakili Danramil 0825/11 Pesanggaran, Wawan Team PT BSI Pulau Merah, Suryanto, SPd. Ketua Gapoktan Desa Sumberagung serta Perwakilan Kelompok Tani Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran. (Abi/Pen25)