Pertanian Jadi Sektor Unggulan Pembangunan Berkelanjutan

  • Whatsapp

MALANG, beritalima.com| Dewan Pimpinan Anak Cabang DPAC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, Jawa Timur H. Siswanto menegaskan sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap pencapaian target dan tujuan. Program Sustainable Development Goals (SDG’s) yakni untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi.

“Karena itu, pertanian menjadi sektor unggulan bagi program ini. Peranan pertanian berkaitan langsung dengan target SDGs tahun 2030 yakni memberantas kemisinan dan kelaparan. No Poverty dan Zero Hunger,” ungkap Siswanto saat di wawancari Beritalima.com 22/8/2019.

Bacaan Lainnya

Menurut Bendahara Ansor Ini, peran penting sektor pertanian dalam program SDGs terlihat dari 17 tujuan dan 169 target yang menitikberatkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan kelaparan, di samping perhatian terhadap masalah kesehatan, pendidikan, ketidaksetaraan gender, dan kelestarian lingkungan. Beberapa hal di antaranya tentu berhubungan langsung dengan pangan dan pertanian.

“Menuju ke target SDGs tahun 2030 tersebut, HKTI bekerja keras menekan angka kemiskinan nasional melalui pertanian. Hingga 2019 ini capaian kinerja pertanian dapat dilihat bersama, sudah swasembada dan tidak ada impor beras, cabai, bawang merah, dan jagung pakan ternak. Hasil berikutnya kemiskinan semakin menurun setiap tahun,” ujarnya.

Siswanto menjelaskan, kemiskinan masih menjadi persoalan karena penduduk miskin masih mencapai 10,86 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Persoalan kemiskinan menjadi saIah satu faktor utama rendahnya akses masyarakat terhadap pangan. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, sekitar 20 juta penduduk mengalami kelaparan setiap harinya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas makanan khususnya beras memberi kontribusi besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan kontribusi sekitar 20 persen dan pedesaan 26 persen dibandingkan kontribusi pangan lainnya.

“Keseimbangan pembangunan infrastuktur desa kota, agroindustri pedesaan beri dampak besar bagi pengentasan kemiskinan. Kebijakan-kebijakan kita yang prorakyat seperti Harga Eceran Tertinggi (HET) misalnya, konsumen bisa menikmati harga bagus, petani juga. Belum lagi asuransi pertanian, kemudahan akses bank, hingga penguatan kelembagaan dengan korporasi petani juga bisa tingkatkan kesejahteraan,” papar Siswanto.

Siswanto menyebutkan kantong-kantong kemiskinan berada di pedesaan, pedalaman dan di wilayah pinggiran. Untuk itu pembangunan mesti menyasar masyarakat wilayah tersebut. Tentunya ini sejalan dengan Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK, membangun negeri dari pinggiran.

“Masyarakat pedesaan terutama di perbatasan taraf hidupnya harus meningkat dan bisa hasilkan komoditas pangan dan lainnya yang berkualitas memberikan nilai tambah,” ungkapnya.

Dikatakan, implementasi Nawacita ini sudah mulai dilakukan Kemtan. Setiap wilayah harus mampu swasembada memenuhi kebutuhan pangannya. Kini malah sudah ekspor pangan dari wilayah perbasatan. “Buktinya ekspor bawang merah ke Timor Leste di Malaka, NTT, wilayah perbatasan sudah dilakukan beberapa hari lalu.

Bapak Asli Pujon menuturkan sinergi strategis dengan program Kemtan yang sedang berjalan bisa dirintis oleh pengusaha sektor pertanian. Menurutnya, pengusaha menjadi solusi pengentasan kemiskinan dalam kerangka SDGs.

“Ketika seorang pengusaha hadir, maka ia akan melakukan pemberdayaan yang tidak bekerja jadi bekerja. Pengusaha juga diharapkan jadi akselerator bagi ekonomi maupun iklim kewirausahaan di hulu yakni bergerak di bidang pertanian atau pangan,” katanya. [red/Ardi]

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *