BONDOWOSO, beritalima.com – PT. Medco Gheothermal Indonesia yang akan mengeksploitasi panas bumi sebagai pembangkit listrik di sekitar objek wisata Kawah Wurung, memastikan bahwa kehadirannya akan berdampak terhadap masyarakat Bondowoso.
Mulai dari perekonomian, ketenagakerjaan, hingga pendapatan asli daerah (PAD).
General Manajer, PLTP Ijen – PT. Medco Gheothermal Indonesia, Novianto, memaparkan, pihaknya telah menyelesaikan tahap eksplorasi. Dan, kini tengah mengurus perijinan lebih lanjut, salah satunya persetujuan ke Kementerian ESDM terkait tahap eksploitasi.
Pihaknya menargetkan sekitar akhir tahun 2022 ini, proses persiapannya, seperti peralatan pembangkit, sudah tuntas. Kemudian, selama dua tahun berikutnya pihaknya sudah berproduksi.
Setelah berproduksi inilah, Medco akan melakukan pembangunan mess karyawan, dan kantor di Bondowoso.
Dirinya menegaskan semua pembangunan ini akan dilakukan di Bondowoso. Menepis isu pembangunan yang disebut akan dilakukan di Banyuwangi.
Alasannya, untuk efektifitas karyawan agar tak jauh dari lokasi kerja pembangkit listriknya.
“Karena kegiatan pembangkit listriknya itu posisinya di Kawah Wurung. Tentunya karyawan, pihak yang bekerja itu harus berdekatan,” ujarnya usai melakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah Bondowoso, dalam hal ini Wabup Irwan Bachtiar Rahmat, dan tim OPD, di Arabica Homestay, Kamis (15/4/2022).
Sementara terkait penyerapan tenaga kerja, kata pria akrab disapa Novi ini, terbagi menjadi dua. Yakni pekerja yang bekerja secara langsung, dan bekerja secara tak langsung.
Dicontohkannya, pekerja yang bekerja secara tak langsung dengan pembangkit saja untuk security sekitar 13-15 orang. Kemudian, operator 36 orang. Belum juga beberapa pengemudi.
Semua itu, merupakan warga yang berasal dari Bondowoso.
Ke depan pun, pihaknya akan mengedepankan penyerapan tenaga kerja asal Bondowoso.
“Kalau saya bicara saat sudah berproduksi, ada operator, ada engineer, ada yang bekerja harian untuk pemeriksa di lapangan. Dan mereka juga akan memerlukan security, transportasi,” terangnya.
Kehadiran pekerja, disebutnya juga berdampak terhadap perputaran ekonomi. Seperti, saat pengeboran saja sudah ada 300 orang yang tinggal di sekitar Kecamatan Ijen.
“Mereka (para pekerja, red) juga memerlukan makan. Kemudian disitu ada potensi mengkerjasamakan. Perputaran ekonomilah,” tuturnya.
Adapun untuk APBD sendiri, jelas Novi, akan ada dana bagi hasil bonus produksi, dan pajak.
Dimana untuk bagi hasil produksinya sendiri, berdasarkan aturannya Pemerintah yakni besarannya 0,5 persen dari penjualan yang langsung dipotong oleh negara. Yang selanjutnya akan bagi hasil dengan daerah (sebagaimana aturan, red).
Bahkan, jika nantinya terbagi dalam dua kabupaten juga ada mekanismenya. Seperti yang terjadi saat ini di Bondowoso-Banyuwangi ini. Setelah dieksplorasi sendiri ternyata 60 persen pengerjaan di Bondowoso.
“Dan seperti sekarang yang terjadi kan sumur produksinya ada di Bondowoso. Pembangkitnya ada di Bondowoso. Lokasi sumber injeksinya di Bondowoso. Tentunya porsinya akan lebih besar,” urainya.
Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, mengatakan, semua hal ini nantinya akan diikat dalam perjanjia yang telah disepakati dengan PT. Medco Gheothermal Indonesia. Sehingga diharapkan setelah eksploitasi PAD Bondowoso akan meningkat.
“Nantinya tentunya sudah ada kesepakatan begitu (diikat dengan perjanjian, red),” urainya.
Ia pun menyebutkan, bahwa telah disepakati juga penyerapan tenaga kerjanya akan mengedepankan warga Bondowoso. Bahkan, mereka akan dididik menjadi tenaga profesional.
“Itu pihak Medco tadi sudah berjanji seperti itu. Nanti akan diikat dengan kesepakatan tenaga kerjanya dengan Dinas terkait. Akan dilakukan PKS ,” pungkasnya.(*/Rois)