Raimuna Nasional XI Gerakan Pramuka Tahun 2017 yang diikuti 15.000 Pramuka dari seluruh Indonesia telah usai Senin (21/8) lalu. Tentu saja, agenda lima tahunan ini bukan sekadar pesta pora atau hura-hura. Di balik kemeriahannya, Raimuna Nasional membawa banyak pesan untuk kepentingan bangsa. Salah satunya adalah pesan nasionalisme.
“Yang paling penting dari bertemunya belasan ribu anak muda di Raimuna Nasional itu adalah mereka sadar betapa beragam dan kayanya negeri ini, sehingga mereka tersentuh untuk terus menjaganya dengan segenap jiwa raga. Sebab, mereka yang hadir di Raimuna Nasional adalah calon-calon pemimpin bangsa,” ungkap Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, Kamis (24/8).
Adhyaksa menambahkan, di Raimuna Nasional, nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme ditanamkan melalui interaksi langsung dengan teman-teman yang berbeda suku, bahasa, budaya, bahkan agama. Sehingga, wawasan kebangsaan peserta Raimuna semakin luas dan rasa cinta mereka terhadap negara semakin tumbuh.
Misi nasionalisme dan kebhinnekaan di Raimuna Nasional juga tampak dalam setiap kegiatan yang digelar di even tersebut. Pentas seni, misalnya. Kegiatan yang dilaksanakan setiap malam ini menampilkan karya seni dan budaya dari seluruh provinsi di Indonesia. Peserta unjuk kebolehan dan mempromosikan pusparagam potensi dan ciri khas daerah masing-masing. Ada Tari Saman dari Aceh, Tari Raimuna dari Papua, Rampak Kendang dari Jawa Timur, Debus dari Banten, Tari Piring dari Sumatera Barat, dan lain-lain.
“Selain sebagai hiburan, penampilan seni dan budaya itu juga berfungsi menumbuhkan rasa bangga di dalam hati adik-adik peserta akan kekayaan budaya Indonesia. Bahwa warisan budaya itu harus dijaga sebaik-baiknya. Dengan sendirinya, rasa cinta Tanah Air atau nasionalisme mereka akan tumbuh,” tegas Adhyaksa.
Hal senada diungkapkan Ahmad Fauzi, Ketua Tim Pengawasan, Penelitian, dan Evaluasi (Waslitev) Raimuna Nasional 2017. Menurutnya, pentas seni menunjukkan betapa indahnya Indonesia dan begitu kayanya potensi negeri ini.
“Sehingga mereka bisa makin cinta kepada bangsa dan negaranya yang bernama Indonesia,” ujarnya saat menjadi narasumber Dialog Interaktif dengan tema Evaluasi Raimuna Nasional 2017 di Radio Pro3 RRI, Jakarta, Rabu (23/8) sore.
Tantangan Terbesar
Andalan Nasional Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan, Bayu Tresna mengungkapkan, tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah bagaimana menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan semangat zaman.
Gerakan Pramuka menyadari tantangan tersebut. Bayu menuturkan, nilai-nilai nasionalisme terus ditanamkan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka. Kegiatan-kegiatan itu disesuaikan dengan perkembangan zaman yang notabene saat ini dihuni generasi milenial, tanpa melupakan dasar-dasar atau hal fundamental dari tujuan Gerakan Pramuka.
Menurut dia, Raimuna Nasional XI lalu adalah salah satu cara menumbuhkan nasionalisme dengan cara menyenangkan dan sesuai tuntutan zaman.
“Nilai-nilai itu muncul kalau kita lihat mereka melakukan kegiatan bersama, melakukan pentas seni, dan sebagainya. Ini yang luar biasa. Itu nilai-nilai yang sudah otomatis muncul dari adik-adik kita dari seluruh Indonesia, terutama nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan semangat juang. Semuanya tampak pada saat Raimuna Nasional kemarin,” katanya.
Senada, Andalan Nasional Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Urusan Kominfo, Luqman Hakim Arifin mengatakan, Raimuna Nasional diharapkan dapat mencetak kader-kader pemimpin bangsa yang tidak hanya nasionalis, tetapi juga berkarakter. Terlebih, Gerakan Pramuka sejak memiliki pedoman abadi dalam wujud Tri Satya dan Dasa Darma. Walapun zaman terus mengalami perubahan, visi misi Gerakan Pramuka harus tetap mengacu pada dua pedoman etika Pramuka tersebut.
“Kita sangat berharap bahwa ke depan, tunas-tunas bangsa yang lahir dari kegiatan Raimuna ini dapat benar-benar membawa Indonesia lebih baik dan lebih maju lagi. Juga satu hal yang ingin selalu kita ingatkan bahwa Pramuka itu bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk publik atau masyarakat, untuk orang lain,” ungkapnya.
Itulah sebabnya, lanjut dia, sebagai sinergi nyata dalam mewujudkan generasi bangsa yang unggul, dukungan dari berbagai pihak untuk Gerakan Pramuka diperlukan. Baik itu dukungan guru, orang tua, media, stakeholder, bahkan perusahaan-perubahaan.
“Makanya, selalu ditekankan dalam pidato-pidato Ketua Kwarnas agar Gerakan Pramuka ini lebih di-support lagi, dalam arti lebih dicintai lagi, agar anak-anak, adik-adik kita bisa mengikuti Gerakan Pramuka dengan lebih menyenangkan,” pungkas Luqman.