Peserta Didik DIbekali Materi Khusus Sebelum Meninggalkan Madrasah

  • Whatsapp
Jpeg

JOMBANG, beritalima.com – Menjelang hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 – 1 Juni 2017 tidak ada masalah dengan siswa – siswi Madrasah Aliyah Negeri Denanyar, karena paginya didampingi baapak ibu guru di Madrasah. Sedangkan malamnya didampingi para kyai dimana faham yang disampaikan adalah mengenai wawasan Nusantara.

“Wawasan kebangsaan disampaikan kepada anak didik kami sejalan dengan wawasan kebangsaan yang dididik oleh para ulama, karena Mbah Bisri adalah pendiri Nahdlatul Ulama. Kami pun memandang bahwa anak – anak kami tidak ada masalah dengan Pancasila,” demikian ditegaskan Kepala MAN Denanyar, H. Syamsul Ma’arif, SpdI kepada beritalima.com, Senin (15/5/2017), di Kantor MAN Denanyar Jombang, Jawa Timur.

Lain hal menurut dia pada lembaga pendidikan lain, terdapat siswanya melakukan tawuran antar sesama pelajar. Sedangkan di Pondok Pesantren Denanyar kerap melakukan tradisi yang selama ini dilakukan para Kyai dan guru yaitu belajar dan mengaji.

Yang pasti peserta didik dan tenaga pendidik sudah barang tentu memahami butir – butir pancasila bahkan setiap melakukan kegiatan selalu diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan Mars Pondok Pesantren yang begitu kental dengan nuansa Islamiknya.

“Alhamdulillah pesserta didik kami di MAN Denanyar tercetak baik dan tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri dan memalukan lembaga pendidikan madrasah di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif dan di MAN Denanyar. Saat lulusan tidak ada masalah dan dihimbau tidak datang ke madrasah melainkan di rumah sambil menunggu kabar dari pihak madrasah,” pungkasnya.

Lebih lanjut ditegaskan Syamsul Ma’arif di kantornya menyatakan bahwa setelah anak – anak lulusan UN memberi bekal yang serius kepada anak – anak didiknya yang akan keluar dari Pondok Pesantren dan Madrasah. Karena memandang penting terhadap anak – anak yang baru lulus itu, perlu dibekali dengan materi tambah khusus.

“Seeperti tahun ini, anak – anak yang sudah selesai menempuh Ujian Nasional. Kami tidak memperbolekan anak – anak pulang begitu saja melainkan anak – anak harus tetap tinggal di pondok. Di madrasah akan mendapat wejangan dan tambahan materi selama satu minggu. Itu menyangkut pendalaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, karena Aswajah ini menyikapi NKRI harga mati,” tuturnya.

Selain menyikapi Aswajah dan NKRI, Syamsul Ma’arif juga menegaskan materi tambahan yang diberikan Kepala Madrasah Aliyah Negeri Denanyar itu, ia menyampaikan tentang Islam Nusantara, terakhir menyangkut Aqidah Ahlus Sunnah Wal jama’ah.

“Kami berikan bekal khusus kepada anak – anak selama satu minggu untuk membentengi anak – anak jangan sampai terkena aliran – aliran agama yang estrim setelah meninggalkan Pondok Pesantren dan Madrasah Aliyaah Negeri Denanyar,” terangnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *