selfie dengan menggunakan kamera telepon seluler untuk mengabadikan momen indah. Bahkan banyak pula wisatawan bermain papan selancar yang banyak disewakan oleh pengelola pantai.
“Pantainya indah dan bersih, pasirnya juga putih bersih. Senang bisa mengunjungi pulau merah,” kata Ima, wisatawan asal kota Malang, Senin (22/8).
Hal yang sama juga disampaikan Shinta, wisatawan asal Surabaya. Dia mengaku heran dengan kondisi pantai yang dikabarkan kotor penuh lumpur. Tapi sangat berbeda jauh dengan kenyataan yang ada saat ia mengunjungi Pulau Merah. Informai itu sendiri ia dapatkan dari foto yang menyebar di media sosial.
“Kok katanya banyak lumpur? Saya lihat di medsos. Tapi saya lihat kok bersih ya,” ujarnya keheranan.
Sementara itu, tak jauh dari bibir pantai terlihat sekelompok para pekerja PT Bumi Suksesindo (BSI), perusahaan tambang emas di Tumpangpitu, melakukan normalisasi pantai. Mereka membersihkan sisa-sisa lumpur di muara sungai Katakan dengan memasukannya kedalam karung. Sepertinya PT BSI turut peduli dengan lingkungan disekitar tempatnya beroperasi.
PT BSI sendiri menyatakan, bahwa diminta atau tidak PT BSI akan melakukan normalisasi karena hal itu sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan. “Kami langsung bereaksi, tidak menunggu diminta siapapun. Kami pastikan bahwa normalisasi akan terus kami lakukan hingga benar-benar kembali sedia kala. Sembar kami memohon doa anda semua agar huja deras tidak mengguyur daerah hulu,” tegasnya.
Di kesempatan berbeda, Vice President Director PT Merdeka Cooper Gold (Induk Perusahaan PT BSI), Colin Francis Moorhead menjelaskan, sesuai dengan komitmen perusahaan, kehadiran diharapkan mampu memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat setempat. Terutama bagi warga di dua Kecamatan, Pesanggaran dan Siliragung.
“Keinginan kami tulus untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, ibarat tiap satu dolar yang kami keluarkan, kami ingin menghasilkan tiga dolar untuk diberikan kepada masyarakat,” tegas Colin, ditemui seusai meninjau pelaksanaan parade seni Jaranan di lapangan Dusun Rejoagung Desa Sumberagung, kemarin.
Menurutnya, PT BSI akan membantu mengurangi angka pengangguran dengan memberikan kesempatan kerja kepada warga setempat. Termasuk kesempatan menempuh pendidikan juga akan dilakukan melalui program CSR. Termasuk ikut mendorong dibidang kesehatan serta kebudayaan serta produk budaya asli Banyuwangi, seperti kesenian Jaranan dan lainnya.
“Dalam pelaksanaanya, PT BSI akan selalu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Banyuwangi. Tujuannya agar tak terjadi tumpang tindih dan seluruh program bisa berjalan maksimal,” bebernya.
Dalam tinjauan pelaksanaan Parade seni Jaranan, CEO PT Merdeka Cooper Gold ini memang terlihat cukup antusias. Bahkan, dia sempat masuk ke arena pertunjukan untuk melenggak lenggok bersama para penari Jaranan. Senior External Relations Manager PT BSI, Bambang Wijonarko, yang turut mendampingi juga tak mau kalah. Layaknya pemain seni Jaranan profesional, dia langsung ikut ngigel mengikuti irama gamelan.
“Saya menikmati sekali pertunjukan ini, terutama kostum dan gerakan tariannya. Ini kebudayaan yang umurnya jauh lebih tua dari usia negara kami,” pungkasnya.(Abi)