BIREUEN, ACEH, Beritalima.com. Petani Kawasan Trime, pengeling, Laubok Tanoh Desa Pinto Rimba Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen- Aceh, terpaksa menyebrangi sungai saat bepergian ke ladang, serta mengangkut hasil panen, ketika air sungai meluap. Dikarenakan tidak ada jembatan di kawasan tersebut.
Jika hujan lebat kadang-kadang petani kebun kawasan itu, tidak bisa pergi dan kembali lagi kerumah. Begitu juga dengan petani yang telah berada di ladang, mereka tidak bisa pulang kerumah membawa hasil panennya.
Di kawasan ini, terdapat ribuan hektar tanaman baik itu pisang, Kakau serta tanaman lainnya. Terkadang mereka memertaruhkan nyawa mereka, mengarungi sungai yang begitu deras airnya, untuk membawa pulang hasil panen mereka. Jika itu tidak dilakukan maka hasil panennya akan membusuk di ladangnya.
Hal itu disampaikan Saifuddin, seorang petani Desa Pinto Rimba, Peudada, Selasa, (16/04/16).
Namun dalam beberapa hari ini para petani, mendapatkan bantuan kereta gantung yang diwakafkan oleh M. Hasan dan Munir, untuk alat transportasi melintasi sungai tersebut.
“Fasilitas ini masi sangat memadai, dikarenakan hanya bisa menampung tiga orang saja. Kami disini sangat berharap kepada pemerintah, agar dibangunya jembatan rangka baja dikawasan perkebunan ini,”harap Saifuddin.
Sementara, Camat Kecamatan Peudada Muhammad Hasan mengatakan, sebelum kereta gantung ini diwakafkan, para petani di kawasan tersebut sangat kesulitan pergi keladang nya, begitu juga saat mereka membawa pulang hasil panen, harus bertaruh nyanwanya dengan air sungai yang deras.
“Setelah Kami ketahui kondisinya seperti ini, kami mewakafkan kereta gantung untuk petani kawasan itu. Kami juga berharap kepada Presiden RI, agar memperhatikan nasib petani kawasan ini khususnya. Umumnya di Provinsi Aceh,”pungkas Camat Peudada itu. [Fauzan]