TUBAN, beritalima.com – Wakil Gubernur Jatim Drs. Saifullah Yusuf dikagetkan dengan insiden jatuhnya seorang ibu yang mendadak pingsan di sela-sela acara penyerahan bantuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Tuban. Salah satu petugas mendadak jatuh pingsan. Tidak diketahui penyebabnya, namun peristiwa tersebut sontak membuat banyak orang panik dan tegang, termasuk Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang tampak reflek ingin membantu sang ibu yang jatuh pingsan di tengah-tengah lapangan.
Untungnya, para medis dan mobil ambulance 119 yang sudah berjaga-jaga di lokasi melakukan tindakan sigap menolong sang ibu. Dan ternyata, kejadian tersebut merupakan bagian dari sekelumit simulasi Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu atau Public Safety Center (PSC) yang diselenggarakan dalam rangka Pencanangan Jawa Timur Sehat dengan Pendekatan Keluarga, di Alon-Alon Kabupaten Tuban, Kamis (16/11).
Simulasi yang berjalan singkat itu merupakan serangkaian agenda mendukung layanan kegawatdaruratan medis melalui 119 selama 24 jam yang dilakukan tim PSC. Melalui instruksi presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2013, dimana seluruh kabupaten/kota di Indonesia mewajibkan untuk membentuk tim PSC. Empat kabupaten/kota di Jawa Timur telah membentuk PSC, salah satunya Kabupaten Tuban.
Dalam sambutannya, Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang hadir dan membuka acara tersebut menyambut gembira terhadap penyelenggaraan acara tersebut. Selain dapat menumbuhkan kesadaran bersama di lingkungan keluarga, acara tersebut diharapkan juga dapat menekan angka kematian yang diakibatkan karena sebuah kecelakaan.
“Angka kecelakaan lalu lintas saat ini sudah menunjukkan angka yang cukup tinggi. Makanya ini dibutuhkan respon cepat dari petugas medis untuk mengurangi angka kematian,” kata Wagub Saifullah Yusuf.
Berbicara soal pencanangan tersebut, Wagub Saifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul itu menerangkan, kalau lingkup keluarga menjadi pilar dasar penting yang harus diperhatikan untuk mewujudkan Indonesia Sehat.
“Kalau kita ingin mewujudkan kelurahan sehat, kecamatan sehat, kabupaten sehat, Jawa Timur sehat dan Indonesia sehat, maka lingkup keluarga harus diutamakan dulu. Apalagi, Kementerian Kesehatan sesuai dengan Permenkes 39 tahun 2016 sudah melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga sehat,” tandas Gus Ipul.
Permenkes itu sendiri, sebut Gus Ipul, sudah mengatur secara gamblang soal penerapannya secara komprehensip, mulai langkah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. “Untuk itu, seluruh anggota masyarakat wajib menjadi anggota JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),” jelasnya.
Lebih lanjut Gus Ipul menjelaskan, untuk mewujudkan keluarga sehat telah ditetapkan 12 indikator Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Yaitu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB), ibu melakukan persalinan difasilitasi kesehatan, bayi medapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapatkan ASI eksklusif serta balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan.
Indikator lainnya, sebut Gus Ipul, soal penderita tuberkolosis paru wajib mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan. Selain itu, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih, dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
“Saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit atau transisi epidemiologi. Dari tahun 1990 sampai 2015 telah terjadi pergeseran pola penyakit. Jika dulu penyakit menular merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan, saat ini sudah bergeser. Penyakit tidak menular yang memiliki proporsi utama (57 persen dari total kasus),” jelasnya.
Mengapa demikian ? Gus Ipul mengatakan kalau semua itu terjadi akibat perubahan pola hidup masyarakat, pola hidup yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang tidak baik. Melihat kondisi tersebut lanjutnya, diperlukan peningkatan upaya preventif dan promotif, tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
“Untuk itu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik,” ungkapnya.
Untuk mendukung gerakan tersebut, menurut Gus Ipul, secara nasional sejak tahun 2017, pemerintah telah menyosialisasikan pola hidup sehat antara lain dengan makan sehat artinya makan dengan cara menjaga gizi seimbang, membiasakan makan buah dan sayur secara rutin dengan mengusahakan untuk mengkonsumsi produk dalam negeri. Selain itu membiasakan diri untuk berolah raga setiap hari minimal setengah sampai satu jam perhari, hidup bersih termasuk menjaga kebersihan lingkungan. Serta membiasakan diri untuk check kesehatan setiap enam bulan sekali merupakan gerakan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin. Pemeriksanaan kesehatan secara rutin ini bisa dilakukan di Puskesmas ataupun pada saat bakti sosial check kesehatan secara gratis yang biasa diadakan oleh lembaga-lembaga masyarakat.
“Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharapkan memberikan contoh kebiasaan makan buah lokal dalam setiap pertemuan, dan membudayakan aktifitas fisik dengan melaksanakan peregangan di kantor setiap pukul 10.00 dan 14.00,” harapnya.
Pada kesempatan itu dipraktekkan juga senam peregangan yang dilakukan oleh seluruh undangan yang dipandu oleh pegawai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban.
Selain itu juga dilakukan pencanangan Program Jawa Timur Sehat melalui Pendekatan Keluarga yang ditanda tangani Kepala Dinas Kesehatan se Bakorwil Bojonegoro (Kabupatan Mojokerto, Nganjuk, Jombang, Tuban, Lamongan Bojonegogoro, Kota Mojokerto) dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang disaksikan Wakil Gubernur Jawa Timur. (rr*)