MEDAN – Sejumlah pelanggan Mari Pro Photo Studio, Jalan Setia Budi, No 217, Medan, dikejutkan dengan kehadiran bakal pasangan calon (bapaslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus, Rabu (7/2).
Kehadiran pasangan Djarot-Sihar Sitorus (DJOSS) pun menjadi pusat perhatian. Tegur sapa antara para pengunjung Mari Pro Photo Studio dan Djarot-Sihar pun terjadi. Kedatangan Bapaslon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu memang disengajakan. Tetapi bukan untuk membuat kejutan, melainkan untuk melakukan sesi photo.
Setelah menyapa sejumlah pengunjung, Sihar Sitorus yang tiba lebih awal, langsung menuju lantai III, Studio II Mari Pro Photo. Disana, Sihar menyapa sejumlah photografer yang akan terlibat dalam sesi photo dirinya bersama Djarot. Setelah Djarot tiba, pengambilan photo dilakukan.
Sesi demi sesi pengambilan photo pun dilakukan. Sejumlah pengarah gaya dan photografer pun melakukan tugasnya. Namun sesi photo itu berjalan tidak seperti pengambilan photo pada umumnya. Karena, Sihar meminta agar diputarin instrumen musik musik bernada ceria. Instrumen itupun membuat sejumlah kru semangat.
Ko Aldi, 30, salah satu photografer mengatakan bahwa, pengambilan photo untuk bapaslon itu sangat berbeda. Keduanya Djarot dan Sihar, dapat mengikuti gaya yang dianjurkan. Serta cepat menyatu dengan kru dan tidak ada batas.
“Sudah beberapa kali mengambil photo pejabat. Namun ini berbeda, menyatu dengan kru. Sangat membantu kami untuk bekerja, tidak ada batas,” terangnya.
Aldi menjelaskan, mereka dapat mengabadikan dua tokoh tersebut dengan sukacita. Karena menurut Aldi, tidak semua model yang di photo dapat memahami tugas photografer. Serta membangun kedekatan yang baik dengan photografer.
“Tidak semua yang bisa seperti ini. Mereka berdua membagi keceriaan. Kita bersukacita bangetlah,” ujarnya.
Berbeda dengan Andi Kibow, 36, yang baru pertama sekali mengabadikan pejabat dan para tokoh. Awalnya, dia mengira mengabadikan pejabat itu sulit, karena harus dihadapkan dengan sistem keprotokolan. Ternyata, saat mengabadikan Djarot-Sihar, kekhawatiran itu hilang.
“Apalagi pasangan Djarot-Siharkan sudah sangat terkenal. Pak Sihar misalnya kita arahkan sangat nyaman. Bahkan mau bertanya pada kita gimana gaya yang pas. Termasuk ekspresinya yang sangat indah diabadikan,” katanya.
Kibow mengatakan bahwa, bekerjasama kedua pasangan tersebut istimewa. Tidak ada batas saat bekerja. Ia pun berharap, nanti setelah terpilih juga dapat demikian. Karena, apa yang dialami Kibow saat pengambilan photo menjadi gambaran, bahwa kedua pasangan itu cepat menyatu dengan berbagai kalangan.
Dalam kesempatan itu Sihar mengatakan, dia sengaja meminta diputarin instrumen saat pengambilan photo untuk memecah kekakuan. Sebab, setiap instrumen memiliki tujuan untuk membantu dalam bekerja. Serta, setiap pekerjaan juga memiliki instrumennya masing-masing.
“Instrumen kan alat bantu untuk mengerjakan sesuatu, dan merupakan salah satu cara saya untuk bekerja sistematis. Termasuk memecah kegamangan yang mungkin bisa terjadi,” katanya.
Sihar mengungkapkan, cara paling mudah bekerja dengan tim harus dengan konsep penyatuan. Jika menyatu katanya, tujuan pekerjaan itu dapat tercapai. “Contoh nya saja hari ini, pengambilan photo itu bagi saya tidak mudah. Karena saya tidak model. Tetapi dapat tuntas saat saya memahami konsep kerjanya,” ujarnya sambil tersenyum.